Pengembangan Organisasi dalam bidang Sumber Daya Manusianya.(teori organisasi)

Pengembangan Organisasi dalam bidang Sumber Daya Manusianya. Dalam sebuah Organisasi, perlu adanya sumber daya manusia yang mampu bekerja dengan baik dan kreatif. Jika sumber daya manusianya tidak bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan atau tugasnya maka organisasi yang bersangkutan tidak akan mudah bertahan lama, dan lama kelamaan akan mengalami kevakuman. Sebuah organisasi akan berkembang jika memiliki sumber daya manusia yang ikut mendukung kepada organisasi tersebut, maka dari itu seorang pemimpin harus mampu mengendalikan anak buah (bawahannya) agar tetap bersemangat dalam menjalankan organisasi. Sementara itu sumbder daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi. Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi. Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. [1] Dalam definisi yang lain, sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Bicara mengenai sumber daya manusia, maka terkait juga dengan perencanaan SDM, yaitu proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan SDM sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya. Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu: • Kepentingan Individu. • Kepentingan Organisasi. • Kepentingan Nasional. Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu: • Tujuan Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. • Perencanaan Organisasi Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir. Singkatnya, perencanaan sumber daya manusia memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh, kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan suatu organisasi. Adapun syarat-syarat perencanaan sumber daya manusia antara lain: • Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya. • Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM. • Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM. • Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang. • Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan. • Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah. Berikut prosedur perencanaan sumber daya manusia : • Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan. • Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM. • Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya. • Menetapkan beberapa alternative. • Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana. • Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan. Jika perencanaan sumber daya manusia dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh keuntungan : • Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya. • Biaya SDM menjadi lebih kecil, karena manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya. • Tersedianya lebih banyak waktu untuk menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan. • Adanya kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan datang. • Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivating atau pendorongan kegiatan, berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut dan demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan ditujukkan agar bawahan bertambah kegiatannya atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil guna. Motivasi dalam administrasi bersifat menyeluruh dan menyangkut semua orang dalam organisasi, yaitu pemberian motif kepada setiap orang dalam organisasi terutama dilihat dari segi penentuan kebijaksanaannya. Sedangkan motivasi dalam manajemen adalah lebih bersifat khusus dan lebih menonjolkan pemberian motif kepada para pelaksana operatifnya saja. Manusia sebagai mahluk hidup bersedia memberikan yang terbaik pada dirinya, waktunya, tenaganya, keahliannya, dan keterampilaanya apabila ia diyakinkan bahwa ia akan diberi balas jasa yang setimpal dengan jasa-jasa yang telah diberikannya. Dalam sebuah organisasi harus terdapat sinkronisasi antara tujuan organisasi sebagai keseluruhan serta tujuan pribadi dari para anggota organisasi. Dalam arti yang sungguh-sungguhnya dapat dikatakan bahwa sukses atau tidaknya pimpinan organisasi untuk melaksanakan fungsi “motivating” itu sangat tergantung atas kemampuan pimpinan itu merealisasikan adanya sinkronisasi itu. Setiap manusia normal mendasarkan hidupnya pada filsafat “Quid Pro Quo” atau samadengan pepatah “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, seorang manusia akan rela memberikan “budi” nya apabila ia yakin bahwa ia akan menerima “balas” yang setimpal dengan budi yang diberikan. Semakin modern pandangan hidup seseorang, pada umumnya ia semakin sadar bahwa tidak ada satu halpun didunia ini yang pernah diterima oleh seorang manusia, dari siapapun juga, dan bilamanapun yang sungguh cuma-cuma. Inti dari teori motivating ialah bahwa motif-motif penggerakan yang dipergunakan oleh administrasi dan manajemen terhadap para bawahannya adalah motif yang senada dengan motif para bawahan itu untuk menggabungkan dirinya dengan organisasi yang bersangkutan. Motif para bawahan itu untuk menggabungkan diri dengan sesuatu organisasi adalah motif pemuasan kebutuhan. Tingkat-tingkat kebutuhan manusia perlu untuk diketahui pimpinan organisasi dan berusaha untuk memuaskannya bagi para bawahannya. Menurut Maslow, tingkat kebutuhan manusia adalah :  Kebutuhan fisiologis (physiological needs)  Kebutuhan keamanan (safety needs)  Kebutuhan social (social needs)  Kebutuhan atas penghargaan (esteem needs)  Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) Pelaksanaan motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik , adapun tekhnik-tekhniknya : 1. Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi. 2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut. 3. Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi. 4. Jelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam usaha pencapaian tujuan. 5. Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi. 6. Jelaskan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang. 7. Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan. 8. Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian 9. Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan berikan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mampu bekerja. 10. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya. Bagaimana kualitas SDM di Indonesia bila dibandingkan dengan bangsa lain ?” dan “Bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM di Indonesia?” Mempersoalkan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang tidak mudah. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia, membicarakan kualitas sumber daya Indonesia berarti membicarakan diri kita sendiri atau kita harus berkaca diri. Kalau memang niatnya memang untuk berkaca diri, kita harus bisa melihat realita. Kalau bagus ya bersyukurlah tetapi sebaliknya kalau tidak memuaskan ya tidak perlu berkecil hati, apalagi mengumpat, ibaratnya buruk rupa cermin dibelah. 11. Mempersoalkan kualitas sumber daya manusia paling mudah dilakukan dengan melakukan perbandingan antar bangsa atau antar negara. Perbandingan berdasarkan hal-hal yang bersifat kualitatif tidak begitu mudah dilakukan karena hasilnya dapat bersifat subyektif. Perbandingan berdasarkan hal-hal yang kuantitatif atau dapat diangkakan lebih mudah dilakukan. Perbandingan berdasarkan hal-hal yang kuantitatif memberikan beberapa gambaran yang positif tentang negara dan bangsa Indonesia, tetapi dalam waktu yang sama banyak gambaran lainnya yang menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat memprihatinkan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perbandingan Antar-Bangsa 12. Perbandingan kualitas sumber daya manusia (KSDM) dapat ditinjau dari segi tingkat kesejahteraan hidupnya yang secara langsung dapat diukur dari tingkat pendapatan per kapita. Dari segi ini, ada bangsa-bangsa yang dapat digolongkan sangat miskin dengan pendapatan per kapita tiap tahun dibawah $1000,-US. Pendapatan per kapita ini temyata mempunyai korelasi yang amat kuat dengan tolok ukur apapun yang dapat menggambarkan kesejahteraan, tingkat kemajuan dan tingkat keberdayaan suatu bangsa atau negara. Sifat korelasinya boleh dikatakan merupakan hubungan lurus atau linear, tidak pandang tolok ukur yang diperbandingkan. Dengan pendapatan per kapita di pasang pada sumbu mendatar dan tolok ukur dipasang pada sumbu tegak , grafik hubungan antara tolok ukur dan pendapatan per kapita merupakan hampir garis lurus, dengan negara-negara miskin bergerombol di bagian kiri bawah, negara-negara kaya di bagian kanan atas dan negara-negara menengah ada di bagian tengah. Cukup menarik untuk mengamati bahwa negara-negara Amerika Utara, Eropa dan beberapa negara penghasil minyak termasuk negara-negara yang amat kaya, sedangkan sebagian besar negara-negara berkembang baik di Afrika dan di Asia termasuk Indonesia merupakan negara-negara miskin. 13. Pengamatan sepintas seperti diatas mau tidak mau akan menimbulkan pertanyaan yang sangat mendasar, yaitu: Kenapa suatu bangsa dapat menjadi suatu bangsa yang kaya, kuat dan maju sedangkan bangsa lain tidak. Pertanyaan selanjutnya adalah faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang kaya, kuat dan maju. Perbandingan Antara Negara Kaya dan Miskin 14. Beberapa faktor dapat diperiksa apakah merupakan penentu kejayaan suatu bangsa. Pertama jumlah penduduk, ternyata negara yang berpenduduk terbesar di dunia, bahkan masih bisa digolongkan kedalam negara berkembang. India dan Indonesia keduanya menempati urutan kedua dan keempat dalam jumlah penduduk, juga merupakan negara berkembang dan bahkan dapat dikatakan negara miskin. Jadi jelas bahwa jumlah penduduk bukan faktor penentu bagi kejayaan suatu bangsa, karena Amerika Serikat yang merupakan urutan ketiga ternyata memang menjadi negara terkaya dan terkuat didunia. Faktor kedua yang dapat diperiksa adalah luas wilayah suatu negara. Rusia (dulu Uni Soviet) mempunyai 1/6 dari luas permukaan daratan di bumi, tetapi Rusia bukan negara kaya walaupun termasuk salah satu negara yang paling kuat di bumi. Indonesia menguasai wilayah (darat+laut) yang sama luasnya dengan benua Eropa dan sama luasnya dengan daratan kontinental Amerika Serikat, tetapi Indonesia termasuk negara miskin dan terbelakang. Sebaliknya negara-negara yang berwilayah kecil dan juga berpenduduk tidak banyak, seperti Inggris, Belanda, Jepang dan Korea merupakan negara-negara kaya atau sangat kaya. Jadi jelas bahwa baik jumlah penduduk maupun luas wilayah suatu negara bukan merupakan faktor penentu kejayaan suatu bangsa. 15. Faktor ketiga adalah kekayaan sumber daya alam. Dalam hal ini, Indonesia dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, tetapi kekayaan sumber daya alam yang melimpah itu belum mampu mengangkat taraf kesejahteraan rakyat Indonesia, bahkan sebaliknya rakyat Indonesia termasuk yang termiskin di dunia. Sebaliknya beberapa negara yang sangat miskin sumber daya alam seperti Korea, Taiwan, Jepang dan beberapa negara kecil di Eropa kenyataannya dapat berkembang menjadi negara-negara yang sejahtera, maju dan kuat. 16. Kalau baik jumlah penduduk dan luas wilayah, maupun kekayaan sumber daya alam bukan merupakan faktor penentu untuk kejayaan suatu bangsa, dugaan kuat mengarah pada kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam kemampuannya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Dalam hal ini dapat diamati perbandingan yang amat mencolok antara negara-negara kaya, maju dan kuat dengan negaranegara terbelakang, miskin dan tidak berdaya. Negara-negara kaya hanya memiliki 20% dari penduduk di bumi tetapi menguasai 80% dari pendapatan global, sebaliknya negara-negara miskin walaupun memiliki 80% dari penduduk bumi hanya menguasai 20% dari pendapatan global. Dari segi penguasaan wilayah, negaranegara kaya menguasai 40% dari permukaan bumi, sedangkan negara-negara miskin menguasai 60% sisanya. Perlu dicatat bahwa lebih dari 50% penduduk bumi hidup di negara-negara paling miskin di dunia dengan pendapatan kurang dari 1 $ US per kapita per hari. Dinegara-negara miskin, 30 anak tiap menit meninggal karena penyakit yang sebenarnya mudah disembuhkan, dan 130 juta anak hanya mendapatkan anggaran pendidikan setiap tahun yang tidak lebih dari harga satu kapal selam nuklir. Sementara itu, di negara-negara maju setiap menit dihabiskan anggaran sebesar 1,3 juta dolar hanya untuk pengembangan persenjataan untuk perang. 17. Keberdayaan negara-negara maju dibandingkan dengan ketidakberdayaan negaranegara miskin dapat dilihat dari segi kemampuan mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara-negara maju memiliki 90% dari ilmuwan, sedangkan negaranegara miskin hanya memiliki 10% sisanya. 18. Sebagian besar ilmuwan di negara-negara maju langsung berkiprah dalam kegiatan inovasi yang produktif, sedangkan ilmuwan di negara-negara miskin sebagian besar hanya terlibat dalam kegiatan administratif, manajemen dan pendidikan yang pada umumnya tidak produktif dari segi pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keperkasaan negaranegara maju dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat pula dilihat dari anggaran penelitiannya, negara-negara maju mengerahkan 98% dari total anggaran penelitian seluruh dunia, sedangkan negara-negara miskin hanya mampu menyediakan 2% saja. Apabila dilihat dari anggaran penelitian per kapita, negaranegara maju menunjukkan angka yang 300 kali lebih tinggi dari negara-negara miskin. Dari segi persen anggaran belanja yang disediakan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, negara-negara maju mengerahkan 2,5-3,0% anggarannya, negara-negara menengah antara 1-2%, sedangkan Indonesia sebelum krisis moneter, diperkirakan tidak lebih dari 0,2% saja. Sesudah krisis, diperkirakan tidak lebih dari 0,1 saja dari anggaran yang dapat disediakan untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Faktor Penentu Kejayaan Suatu Bangsa 19. Dapatlah disimpulkan keberdayaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penentu dalam kemampuan meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Kekayaan dalam sumber daya alam ternyata tidak menjamin suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang kaya, maju dan kuat. Besarnya jumlah penduduk bukan pula merupakan faktor penentu. 20. Selama ini, negara-negara berkembang, terbelakang dan miskin sangat mengandalkan bantuan dari negara-negara kaya. Bantuan berupa program alih teknologi, keberhasilannya akan sangat tergantung kepada kemampuan dalam menyerap teknologi tersebut. Disamping itu, program alih teknologi akan terbatas pada bidang teknologi madya, teknologi primitif yang sudah usang dan tidak akan mencakup bidang teknologi strategis. Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Faktor Penentu 21. Perkembangan sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan setiap bangsa sangat ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia. Pengalaman menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang hancur lebur selama perang dunia dapat dengan cepat bangkit lagi hanya karena memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sangat tinggi. Adalah lebih mudah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi yang bernilai tambah sangat tinggi dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi rendah yang bernilai tambah kecil. Selarna ini negara-negara berkembang dan miskin tetap mengandalkan hasil-hasil tradisional seperti hasil pertanian, kehutanan, bahan tambang, bahan mentah, industri padat karya atau industri primitif yang memanfaatkan tenaga kerja yang murah. Sementara itu negara-negara kaya tetap menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang nilai tambahnya sangat tinggi. 22. Tidak terlalu sukar untuk memperkirakan gambaran perbandingan antara negara-negara kaya dan miskin di masa depan. Negara kaya akan bertambah kaya dan negara miskin akan makin menjadi lebih miskin. Sementara itu, kecenderungan globalisasi yang akan makin deras, hasil bersihnya justru aliran kesejahteraan dari negara-negara miskin ke negara-negara kaya dan bukan sebaliknya. Dan negara-negara miskin akan makin tergantung pada bantuan luar negeri dan makin terjebak pada hutang hutang luar negeri. Bahkan bidang teknologi tertentu seperti bioteknologi akan mengancam kelangsungan hidup petani miskin di negara-negara berkembang yang masih berkutat dengan teknologi pertanian yang primitif. Pentingnya Pembinaan Kualitas Sumber Daya Manusia 23. Telah disinggung dimuka bahwa jumlah penduduk, luasnya penguasaan wilayah dan kekayaan sumber daya alam bukan merupakan jaminan bagi tercapainya kesejahteraan suatu bangsa, tetapi justru kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan. Negara atau bangsa manapun yang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, bahkan untuk sekedar mempertahankan eksistensinya, harus berpikir keras untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya merupakan hasil proses regenerasi yang diwariskan secara turun temurun dan hasilnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan (genetik) tetapi juga oleh faktor-faktor lingkungan seperti: lingkungan geografis, lingkungan budaya, lingkungan peradaban dan sebagainya. Inilah yang menimbulkan adanya perbedaan yang nyata antara kualitas sumber daya manusia dari lingkungan yang satu dan lingkungan lainnya. 24. Perlu diakui bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak seperti yang kita harapkan. Oleh karena itu, dalam setiap hal, perlu sekali dipikirkan pemilihan bibit unggul diantara sumber daya manusia yang ada dan selanjutnya pembinaannya menjadi sumber daya manusia yang berdaya dan berguna. Perlu diingat bahwa keunggulan suatu bibit yang mungkin diwariskan secara turun ternurun saja belum juga merupakan jaminan mutlak untuk keberhasilan pembinaannya menjadi sumber daya manusia yang berdaya dan berguna. 25. Keberhasilan pembinaan ini masih menuntut dimilikinya ciri-ciri kualitas tambahan yaitu kemampuan dan kemauan kerja keras, sungguh-sungguh, tekun, ulet, gigih, tidak kenal menyerah, pantang mundur, pantang putus asa dan sebagainya. Barangkali, gabungan antara keunggulan bibit secara genetis dan ciriciri kualitas tambahan yang disebutkan diatas yang merupakan jaminan bagi keberhasilan pembinaan sumber daya manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

materi manajemen perkantoran tentang lingkungan fisik kantor

makalah "hubungan interpersonal" mata kuliah psikologi sosial

makalah "manusia sebagai makhluk individu dan sosial" mata kuliah ISBD