BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Dalam arti
sederhana Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa.
Pembangunan
Nasional berarti suatu proses perubahan structural kehidupan bernegara
kebangsaan, yang tercakup di dalam structural politik dan pertahanan keamanan,
struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat dan budaya yang. bertujuan
mencapai Negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, yang mampu:
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
Dengan
melihat pengertian pendidikan dan pembangunan nasional di atas oleh karena itu
dalam makalah yang sederhana ini akan membahas lebih mendalam lagi
tentang pendidikan dan masa depan pembangunan nasional.
Muara dari reformasi di bidang ekonomi adalah keinginan
untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang timbul dari
praktek perencanaan pembangunan maupun kebijakan pembangunan yang
sebelumnya pernah diterapkan demi pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat
sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi. Dalam konteks ini, Pemerintah
dan DPR menyepakati pengundangan UU Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai landasan bagi proses perumusan
program pembangunan baik dalam jangka panjang, menengah maupun tahunan.
Berkaitan dengan program pembangunan jangka menengah, pemerintah
telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7tahun 2004 tentang Rencana
Pembangunan Jangka menengah tahun 2004-2009sebagai pedoman bagi penyusunan
rencana kerja tahunan pemerintah. Secara singkat, model dan
alur perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor
25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam
dijelaskan dalam diagram berikut ini. Sejalan dengan amandemen UUD 1945 ketiga
tahun 2001, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi memegang
kedaulatan negara tertinggi. Selain itu, MPR juga tidak lagi memiliki
kewajiban untuk menetapkan GBHN.Dengan berlakunya amandemen Undang-Undang Dasar
1945 hingga amandemen keempat, telah terjadi perubahan dalam
pengelolaan pembangunan,yaitu:Penguatan kedudukan lembaga legislatif
dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN);Ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional; dan Diperkuatnya
Otonomi Daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
- B. Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
- Apa pengertian pendidikan nasional ?
- Apa fungsi dan peranan hasil pendidikan ?
- Apa pengertian pembangunan nasional ?
- Apa peranan manusia dalam pembangunan ?
- Bagaimana esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya ?
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pendidikan Nasional
Dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dalam pasal 1 menyatakan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang, sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.[3]
- Karakteristik Pembangunan Pendidikan
- Pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan pendidikan adalah pembangunan sumberdaya manusia secara optimal yang bermanfaat bagi kepentingan individu dan menunjang pembangunan sector-sektor kehidupan lainnya.[4]
- Pembangunan pendidikan berpusat pada pembangunan operasional dalam bentuk kegiatan belajar mengajar, yang ditunjang oleh pembangunan transformasi pengelolaan pendidikan ditingkat pusat, wilayah dan sekolah-sekolah yang membangun komponen-komponen pendidikan, yang antara lain berupa pembangunan: peraturan perundang-undangan kependidikan, kurikulum
- pendidikan untuk semua jenis satuan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, teknologi pendidikan, dana pendidikan, tenaga kependidikan.[5]
- Pembangunan pendidikan adalah pembangunan pelayanan umum yang provisional atau yang tepat dan menyenangkan atau memberi kepuasan kepada para pelanggannya, dalam hal pengembangan keseluruhan kemampuan secara optimal dan bermanfaat bagi hidup.[6]
- Pembangunan pendidikan merupakan pembangunan yang memerlukan waktu yang panjang berkesinambungan, paling tidak satu generasi untuk dapat melihat hasil-hasilnya secara utuh.[7]
- Pembangunan pendidikan menghasilkan orang-orang yang terdidik atau orang-orang terpelajar yang biasanya disebut mencapai kedewasaan. Tanda kedewasaan terlihat pada kedewasaan fisik, kedewasaan intelektual, kedewasaan
sosial,
kedewasaan emosional, kedewasaan kerja, kedewasaan moral dan menghasilkan
orang-orang terdidik.[8]
Dalam
mengahadapi era globalisasi manusia dituntut untuk dapat mengikuti perubahan
zaman. Sehingga pendidikan berperan dalam memberikan perubahan terhadap setiap
individu. Oleh karena itu manusia harus berusaha mencari tahu dan aktif dalam
mengembangkan dirinya dalam menghadpi masa depan.
Adapun
ciri-ciri dari pendidikan masa depan adalah
-
Berfokus pada penumpukan potensi unggul setiap peserta didik
-
Keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual, emosional, sosial, spiritual dan
kinestis)
-
Mengajarkan life skills
-
Sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya siswa
-
Pendidikan berbasis kehidupan nyata dan praktik dilapanagan
-
Guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilifator agar peserta didik
mengembangkan minatnya masing-masing
-
Pembelajaran didasarakan pada kemampuan cara/gaya belajar dan perkembangan
psikologis anak masing-masing.[9]
- B. Fungsi dan Peranan Hasil Pendidikan
- Fungsi Pendidikan Umumnya
1)
Konversi atau pewarisan peradaban masa lampau
a)
Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau, karena melalui orang-orang yang
terdidik, kehidupan masa lampau dipertahankan, sehingga peradaban masa lampau
tidak disia-siakan atau digunakan.Fragmen-fragmen karya dan pengalaman masa
lanempau dihimpun dan diajarkan
kepada
generasi penerus, sehingga peradaban masa lampau tidak hilang dalam kehidupan
sekarang.[10]
b) Pendidikan
sebagai usaha sadar, membantu generasi muda mempergunakan kekayaan yang ada
dalam peradaban lama dalam bentuk ilmu, seni dan cita-cita, sebagai isi bahan
ajar yang disampaikan. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa
lampau diakui keberadaannya, dan tidak menjadi “Harta Karun” yang
tersia-siakan. Di samping itu pendidikan mencoba meneruskan peradaban masa
lampau kepada generasi muda yang mencoba merekamnya. Pendidikan melestarikan
peradaban lama sehingga tidak punah dan hidup di bawa oleh generasi muda.
Generasi muda sebagai pembawa peradaban masa lampau berfungsi sebagai penyimpan
khazanah peradaban lama, pengguna peradaban lama, dengan cara
mengekspresikannya dalam bentuk perbuatan atau karya budaya, penyebar peradaban
lama.[11]
2)
Preservasi atau pemeliharaan peradaban masa lampau.
Pendidikan
melindungi masyarakat dengan cara menyumbangkan kemampuan mengendalikan diri
pada orang-orang yang menjadi anggota dan mengikat kesadaran mereka dengan
lembaga-lembaga sosial, hukum dan tata tertib. Ada tiga alasan mengapa
pendidikan dapat melindungi masyarakat:
- Para pemikir dari pembangunan masyarakat mempunyai sikap positif tentang peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
- Pendidikan mempunyai peranan melindungi masyarakat dari kejahatan.
- Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan turut serta menyebarkan kebajikan-kebajikan yang berlaku dalam masyarakat.[12]
3)
Pengembangan Peradaban masa mendatang
Pendidikan
tidak hanya berfungsi mewariskan peradaban lama, tetapi dapat pula menyumbangkannya
melalui karya-karya orang terdidik melalui sekolah dan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Orang terdidik secara potensial bukan hanya dapat
mengekspresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur
peradaban baru, yang antara lain dipelopori oleh Copernicus, Galileo, dan
Newton. Ilmu dan Teknologi merupakan salah satu ciri peradaban baru yang
mempunyai pengaruh sanagat besar dalam membentuk pola pikir kehidupan manusia
modern.[13]
Selain yang
disebutkan di atas, fungsi dari pendidikan lainnya yaitu menghasilkan
orang-orang yang terdidik dan terpelajar. Sehingga dalam mengahadapi pendidikan
masa depan usaha atau perubahan yang dilakukan yaitu bisa saja dengan
menggunakan sistem pembelajaran online, pemanfaatan fasilitas pendidikan dan
modernisasi pengelolaan pendidikan.
- Peranan Pendidikan dalam Pembangunan
Peranan
pendidikan dalam pembangunan adalah sebagai berikut:
1)
Mengembangkan Teknologi Baru
Hasil
pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan
penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru.
Lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Badan-badan penelitian dan
Pengembangan
di setiap departemen, dan sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan
bekerja, dan menghasilkan berbagai teknologi baru.[14] Contoh dari teknologi yang
dihasilkan yaitu seperti bayi tabung, kloning dan masih banyak lagi.
2)
Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi
yang menghasilkan rancang bangun berbagai macam pabrik perusahaan. Dari
pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan ini akan menghasilkan berbagai barang
kebutuhan hidup dan jasa.
3)
Menjadi Tenaga Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi
barang-barang kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil
barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.[15]
Barang yang
dihasilkan seperti pembuatan handphone yang sekarang ini dapat memudahkan
orang-orang dalam melakukan komunikasi jarak jauh
3)
Pelaku Generasi dan penciptaan Budaya
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi
juga sekaligus individu-individu atau kelompok-kelompok individu yang melakukan
perbaikan-perbaikan dan penciptaan-penciptaan unsur budaya baru berdasarkan
budaya lama yang telah dimilikinya. Mereka inilah yang memelihara dan
memperbaiki nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
4)
Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang yang mengkonsumsi
barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka merupakan konsumen yang lebih
banyak jenis kebutuhannya serta lebih kritis dalam menggunakan barang-barang
keperluan hidup dan jasa, apabila dibandingka dengan orang-orang yang
tidak/kurang terdidik.[16]
Pembangunan
Nasional
- Batasan
Sumitro
Djojohadikusumo menyatakan: ”Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan
structural dalam perimbangan-perimbangan ekonomi yang terdapat dalam
masyarakat.”Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktur
produksi(pendapatan nasional), struktur penduduk dan mata
pencaharian (lapangan
kerja) dan struktur lalu lintas barang jasa dan modal dalam
hubungan internasional.[17]
- Tujuan (Masyarakat Masa Depan)
Pembangunan
kehidupan Negara kebangsaan Indonesia atau pembangunan nasional Indonesia pada
akhirnya harus bertujuan mencapai Negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat
serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila,yang mampu:
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social.
- Strategi Pelaksanaan
Pencapaian
tujuan akhir pembangunan nasianal Indonesia dilakukan dengan jalan melaksanakan
serangkaian usaha pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan
bernegara kebangsaan yang berdasarkan Pancasila.[18]
Rangkaian
upaya pembangunan tersebut dibagi dalam tahap-tahap pembangunan jangka panjang
selama 25 tahun,dan setiap pembangunan jangka panjang dibagi dalam lima tahap
pembangnan jangka pendek yang berlangsung selama lima tahun.Strategi basar
pembangunan nasional Indonesia,selama kurang ledih 30 tahun, baik jangka
panjang maupun jangka pendek ,bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya.
- Karakteristik
Pembangunan
nasional merupakan:
-
Bentuk pengamalan Pancasila.
-
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya.
-
Dilaksanakan secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, dan
berlanjut. untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.
-
Pembangunan dari,oleh dan untuk rakyat
-
Trilogi Pembangunan, yaitu: pertumbuhan ekonomi,pemerataan,dan stabiltas
nasional.[19]
- Asas
Terdiri
dari:
-
Kemampuan dan ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
Manfaat
-
Demokrasi Pancasila
-
Adil dan Merata
-
Keseimbangan, keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan
-
Hukum
-
Kemandirian
-
Kejuangan
-
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.[20]
- Kedudukan Pembangunan Pendidikan
a.
Pembangunan pendidikan mencakup tujuh bidang yaitu:
-
Bidang Ekonomi
-
Bidang Kesejahteraan Rakyat,Pendidikan,dan Kebudayaan
-
Bidang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tegnologi
-
Bidang Hukum[21]
-
Bidang Politik,Aparatur Negara,Penerangan Komunikasi dan Media Masa
-
Bidang pertahanan dan Keamanan.[22]
- Peranan Pembangunan Nasional
Peranan
pembangunan mempunyai peran sebagai berikut:
- Payung Pembangunan Pendidikan Nasional, yang berfungsi menjadi salah satu pembatas lingkungan Pembangunan Pendidikan Nasional, dan parameter atau tolak ukur kontribusi keberhasilan fungsi Pembangunan Pendidikan Nasional terhadap pembangunan Nasional.
- sumber yang memberikan masukan pada Pembangunan Pendidikan Nasional berupa hasil-hasil pembangunan dari sektor-sektor yang lainnya,
yang
diterima oleh Pembangunan Pendidikan Nasional, berupa: informasi, energi, dan
bahan-bahan.[23]
D. Peranan
Manusia dalam Pembangunan
1. Manusia sebagai produsen
Manusia dalam pembangunan dapat berperan sebagai masukan dalam pembangunan dan
berperan sebagai produsen, yaitu orang-orang yang secara langsung atau tidak
langsung menggerakkan proses produksi dalam pabrik-pabrik, perusahan-perusahan,
dan lembaga-lembaga social budaya, yang bersifat keagamaan, keilmuan,
pendidikan, kesenian dan sebagainya. Sebagai produsen mereka berperan sebagai:
- Pencipta rancang bangun atau gagasan-gagasan baik yang bersifat cita-cita maupun teknologi baru.
- Pengelola operasi-operasi yang terjadi di prabik-pabrik, perusahaan-perusahaan, dan lembaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini mereka berperan sebagai:
- Perencana operasi-operasi
yang berlangsung dipabrik-pabrik,perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga
social,budaya,politik,pertahanan dan sebagainya.
- Pemimpin operasi-operasi
yamg berlangsung di pabrik-pabrik,perusahan-perusahan,dan lembaga-lembaga
social budaya,politik,pertahanan,dan sebagainya.
- Pengawas
operasi-operasi yang berlangsung di pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan
dan lembaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan, dan sebagainya.[24]
- Pelaksana operasi-operasi yang terjadi di pabrik-pabrik perusahaan-perusahaan dan lemabaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan, dan sebagianya. Mereka berperan sebagai:
- Tenaga
kerja teknis administrative yang menunjang pelaksanaan operasi dipabrik-pabrik,
perusahan-perusahan, dan lembaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan dan
sebagainya.
- Tenaga
kerja teknis operasional, yang memproduksi barang-barang atau jasa-jasa dihasilkan
di pabrik-pabrik, perusahan-perusahan atau lembaga-lembaga social budaya,
politik, pertahanan dan sebagainya.
2. Manusia
sebagai Konsumen
Manusia
dalam pembangunan dapat pula berperan sebagai konsumen dari hasil-hasil
pembangunan. Mereka berperan sebagai:
- Pengguna
atau penikmat hasil-hasil pembangunan, baik yang berupa barang –barang
kebutuhan hidup maupun jasa.
- Penilai
mutu hasil-hasil pembangunan ,baik yang berupa barang-barang kebutuhan
hidup dan jasa.[25]
E. Esensi Pendidikan dan
Pembangunan Serta Titik Temunya
Pembangunan
lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya
diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada
pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.[26]
Seperti yang
dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia
Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir
pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah
dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius,
agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika
pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan
hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang
gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga
sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai
objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal
ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan
pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran,
sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang
positif serta keterampilan kerja.
Manusia
dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya
menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana
lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.[27]
Uraian di
atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi
pembangunan serta antar keduanya.
-
Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan
usaha ke luar dari diri manusia.
-
Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan
seterusnya).[28]
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai misi
pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan,
maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan
yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran
lingkungan sosial karena pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia
seutuhnya.
Pendidikan
yang menghasilkan orang-orang yang terdidik dan sumber daya manusia yang
berkualitas menetukan pembangunan masa depan. Dalam hal teknologi, manusia
telah membuat teknologi baru yaitu bayi tabung dan kloning dan masih banyak
lagi. Jika dilihat dari segi agama hal itu di dilarang karena bertentangan
dengan ajaran agama, untuk itu dalam mengatasi hal ini lagi-lagi peran
pendidikan khususnya para pendidik yang sangat menetukan. Cara yang lebih
efektif yaitu selain memberikan pengetahuan umum para peserta didik juga
diberikan pengetahuan agama agara dapat menggunakan ilmu yang dia dapatkan
kepada hal-hal yang baik. http://wahyuningsihsutrisno.wordpress.com/2013/04/01/pendidikan-dan-masa-depan-pembangunan-nasional/
Komentar
Posting Komentar