makalah "kapitalisme" mata kuliah politik ......
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kapitalisme atau capital merupakan suatu ajaran atau paham yang meyakini bahwa pemilik modal dapat melakukan
usahanya demi meraih keuntungan sebesar-besarnya dimana pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar. Menurut Dudley Dillard kapitalisme adalah
hubungan-hubungan di antara pemilik pribadi atas alat-alat produksi yang
bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industry dan sebagainya, yang
secara keseluruhan disebut modal atau capital) dengan para pekerja yang walaupun
bebas namun tak punya modal yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para
majikan.
System kapitalisme sepenuhnya memihak dan
menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum bisnis swasta. Dengan seluruh keputusan yang menyangkut bidang produk baik
itu alam dan tenaga kerja tetap dikendalikan oleh pemilik dan diarahkan demi
mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar. Secara sosiologis paham
kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal salah satu tokoh yang
terkenal Max Weber dalam karyanya “The Protestan Etic of Spirrit Capitalism”
mengatakan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat religious
terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang menyebutkan
bahwa melalui perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat
menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah
Benjamin Franklin dengan motonya yang sangat terkenal: “Time is Money’, yang
artinya bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan
sebanyak-banyaknya.
Kapitalisme dapat diartikan juga sebagai system ekonomi politik yang di dasarkan pada
hak milik pribadi dimana didalam kapitalisme terdapat tujuan untuk kepentingan
pribadi tanpa mementingkan kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan
umum. Dan lebih mengarahkan terhadap kemampuan dan potensi yang ada untuk
meningkatkan kekayaannya. Namun positifnya dari adanya system capital ini
menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk bekerja, melatih untuk lebih kreatif
dalam menjalankan usahanya
1.2 Identifikasi
Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini kami memberikan batasan-batasan masalah, meliputi:
1. Apakah
Kapitalisme itu ?
2. Bagaimana prinsip-prinsip kapitalisme?
3. Apasaja bentuk-bentuk kapitalisme?
4. Bagaimana
Kapitalisme Internasional ?
5. Bagaimana
Kapitalisme Indonesia ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
bagaimana ajaran kapitalisme.
2. Mengetahui
sejarah pemikiran/ajaran kapitalisme.
3. Mengetahui
dampak globalisasi kapitalisme di Indonesia.
4. Menyelesaikan
tugas mata kuliah Teori Politik.
1.4 Manfaat
Penulisan
1. Sebagai
bahan pelajaran bagi mahasiswa.
2. Sebagai
wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.
3. Sebagai
literature untuk lebih memahami mengenai materi tentang Kapitalisme.
1.5 Sistematika
Penulisan
Dalam
penulisan Karya Tulis ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi
tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Berisi
tentang : Pembahasan mengenai ajaran Kapitalisme, Tokoh-tokohnya serta pengaruh
Globalisasi Kapitalisme di Indonesia.
BAB III PENUTUP
Berisi
tentang : kesimpulan dan saran.
1.6 Metodologi
Penelitian
Dalam
penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah:
Ø Studi
pustaka yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan
penulisan karya tulis ini.
Ø Penjelajahan
internet yaitu dengan mencari beberapa informasi di mesin pencari yang tidak
penulis tidak dapatkan dari buku-buku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kapitalisme
1) Pengertian Kapitalisme
Secara bahasa kapitalisme berasal dari kata capital yang
berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat
produksi seperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme
berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu
ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan
uang.
Menurut Dudley Dillard, kapitalisme adalah istilah yang
dipakai untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia barat sejak
runtuhnya feodalisme. Sebagai dasar bagi setiap sistem, yang disebut “kapitalis”
ialah hubungan-hubungan di antara pemilik pribadi atas alat-alat produksi yang
bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industry, dan sebagainya) dengan
para pekerja yang biarpun bebas namun tak punya modal, yang menjual jasa tenaga
kerjanya kepada majikan.
Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang
filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak
milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham
kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi
ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan
kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia.
Di bawah kapitalisme, keputusan yang menyangkut produksi
dibuat oleh kaum bisnis swasta dan diarahkan demi keuntungan pribadi. Para pekerja itu bebas dalam arti bahwa secara hokum
mereka tidak dipaksa untuk bekerja kepada para pemilik alat produksi itu. Namun
demikian, karena para pekerja itu tidak memiliki alat produksi yang diperlukan
untuk bekerja sendiri, mereka dipaksa oleh kenisccayaan ekonomis untuk
menawarkan jasa, dengan syarat tertentu kepada para majikan yang mengendalikan
alat produksi.
Hasil tawar-menawar yang menyangkut upah akan menentukan
proporsi di mana produksi total masyarakat akan di bagi antara kelas pekerja
dengan kelas wiraswasta kapitalis.Sehingga kapitalisme diarahkan pada paham
yang inti semuanya adalah semua kegiatan produksi dan distribusi barang yang
dihasilkan oleh pemilik modal.
Kapitalisme
atau Kapital adalah suatu paham
yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah
dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa
diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah
sistem yang mulai berlaku di Eropa pa]da abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan
komersial Eropa di
mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal
guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin
dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai
lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak
ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini
dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini,
kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme
tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau
tiga abad yang lalu.
2)
Akar Pemikiran dan Keyakinan
1.
Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber dari fisafat Romawi Kuno.
Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan meluaskan pengaruh
serta kekuasaan.
2.
Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme bourgeoisme sampai kapitalisme.
Selama proses itu berlangsung telah berkembang berbagai pemikiran dan idiologi
yang melanda dalam arus yang mengarah kepada pengukuhan hak milik pribadi dan
seruan kebebasan.
3.
Pada dasarnya kapitalisme tegak di atas pemikiran
aliran bebas dan aliran klasik.
4.
Kapitalisme pada dasarnya memerangi agama. Pada mulanya
bersifat pembangkangan. Terhadap kekuasaan gereja. Akhirnya membangkang tiap
peraturan yang mengandung moral.
5.
Kapitalisme tidak mementingkan peraturan bermoral kecuali menimbulkan manfaat pada dirinya
khususnya dari segi ekonomi.
6.
Pemikiran dan pandangan yang muncul akibat revolusi
industri di Eropa berperan menonjol dalam membatasi gejala-gejala kapitalisme.
7.
Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi
kebebasan politik telah berubah menjadi kebabasan moral dan sosial. Selanjutnya
berubah menjadi permisifisme.
3) Prinsip-Prinsip Kapitalisme
1.
Mencari keuntungan, dengan berbagai cara dan sarana
kecuali yang terang-terangan dilarang negara karen merusak masyarakat seperti
heroin.
2.
Mendewakan hak milik pribadi, dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengerahkan
kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya
serta tidak ada yang menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan
yang cocok untuk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan
negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yang sangat diperlukan
oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
3.
Perfect Competition.
4.
Price system, sesuai dengan tuntutan permintaan dan
kebutuhan dan bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka
mengendalikan komoditas dan penjualannya.
4) Bentuk-Bentuk Kapitalisme
1.
Kapitalisme perdagangan, muncul pada abad ke-16 setelah
dihapusnya sistem feodal. Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil
produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen
2.
Kapitalisme industri, lahir karena ditopang oleh kemajuan
industri dengan penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun
tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan revolusi industri di Inggris dan
Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar
pemisahan antara modal dan buruh yakni antara manusia dan mesin.
3.
Sistem Kartel, yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan
besar dalam membagi pasaran internasional. Sistem ini memberi kesempatan untuk
memonopoli pasar dan pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman
dan Jepang.
4.
Sistem Trust, yaitu sebuah sistem yang membentuk satu
perusahaan dari berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut
lebih mampu berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.
B. Kapitalisme Internasional
1)
Naturalisme
Sebagai Dasar Kapitalisme
a.
Kehidupan ekonomi yang tunduk kepada sistem natur yang
bukan buatan manusia. Dengan sifat seperti itu akan mampu mewujudkan
pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.
b.
Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi,
dan membatasi tugasnya hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan
serta menjaga keamanan dan membela negara.
c.
Kebebasan ekonomi bagi tiap individu, di mana ia
mempunyai hak untuk menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemauannya. Kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat
masyur dengan semboyan “Biarkan ia
bekerja dan biarkan ia berlalu.”
d.
Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas, telah membawa
kekacauan keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yang
kemudian melanda dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan
ruhani.
e.
Rendahnya upah dan tuntutan yang tinggi, mendorong tiap
anggota keluarga bekerja. Akibvatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial
di kalangan mereka runtuh.
2)
Tokoh-Tokoh
Kapitalisme
Para tokoh kapitalisme dunia yang
terkenal antara lain adalah :
a. Francois Quesnay. Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV.
Tetapi ia lebih mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates.
Tahun 1756 ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan.
Pada tahun 1758 ia menerbitkan tabel ekonomi yang disebut La Tableau
Economique yang di dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat
sebagai peredaran darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga penemuan besar
yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.”
b. John Locke, meramu teori naturalisme liberal.
Tentang hak milik ia berkata “Hak milik pribadi adalah salah satu hak alam dan
instink yang tumbuh bersama pertumbuhan manusia. Karena itu tak ada seorangpun
yang mengingkari instink ini.”
c. David Ricardo, membahas hukum pembagian hasil percapita dalam
ekonomi kapitalisme. Teorinya yg terkenal ialah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kata orang ia berorientasi falsafi
yang bercampur dengan dorongan moral. Hal ini didasarkan kepada ucapannya “Segala
perbuatan dipandang menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta
kepada orang lain.”
d. Robert Malhus, seorang ekonom Inggris klasik yang dikenal
pesimistis. Ia penemu teori kependudukan yangg populer bahwa “Jumlah penduduk berkembang menurut deret
ukur sedangkan produksi pertanian berkembang menurut deret hitung.”
e. John Stuart Mill, dipandang sebagai penghubung aliran individualisme
dengan aliran sosialisme. Tahun 1836 ia menerbitkan buku yang berjudul “Prinsip-prinsip
Ekonomi Politik.”
f. Lord Keynes, teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini
telah melampaui teori-teori yang lain. Karena itu dialah yang berjasa dalam
menciptakan lapangan kerja secara utuh bagi suatu kekutan aktif di masyarakat
kapitalis. Teori-teorinya itu disebut dalam bukunya yang berjudul “Teori
Umum Tentang Lapangan Kerja Bursa dan Mata Uang. Buku ini beredar
pada tahun 1930.
g. David Hume, penemu teori pragmatisme
yang integratif. Ia mengatakan “Hak milik khusus adalah tradisi yang dianut
masyarakat yang harus diikuti. Sebab disanalah manfaat mereka.”
3)
Adam
Smith, Bapak Kapitalisme Dunia
John
Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia,
5 Juni 1723 dan meninggal di Edinburgh, Skotlandia,
17 Juli 1790 pada umur 67
tahun), adalah seorang filsuf yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang
terkenal adalah buku
An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang
menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta
dasar-dasar perkembangan perdagangan
bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem
ekonomi Kapitalisme.
Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai
terkenal disana.
Ada
beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) Smith, hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa
kepada kerja pemikir seperti David Hume dan Baron de Montesquieu.
Banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah menjauh dari
mercantilisme, menuju perdagangan bebas, yang telah berkembang beberapa dekade,
dan telah memiliki pengaruh nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu,
buku ini tetap menjadi buku yang paling berpengaruh dan penting dalam bidangnya
sekarang ini.
Adam
Smith dikenal luas dengan teori ekonomi “laissez-faire”
yang mengumumkan perkumpulan di abad 18 Eropa. Smith percaya akan hak untuk
memengaruhi kemajuan ekonomi diri sendiri dengan bebas, tanpa dikendalikan oleh
perkumpulan dan/atau negara. Teori ini sampai pada proto-industrialisasi di Eropa, dan mengubah
mayoritas kawasan Eropa
menjadi daerah perdagangan bebas, membuat kemungkinan akan adanya pengusaha.
Dia juga dikenal sebagai "Bapak Ekonomi" versi barat.
Pada
umur 13, Smith memasuki Universitas Glasgow, dimana dia belajar
filosofi moral. Di sini, Smith mengembangkan keinginan kuatnya akan kebebasan, akal sehat, dan kebebasan berpendapat.
Tahun 1740 dia
dianugrahi Snell exhibition dan
memasuki Kampus Balliol, Oxford, tetapi seperti William Robert Scott katakan,
"Universitas Oxford dalam masanya memberikan sedikit jika bantuan manapun
yang diberikan apa yang harusnya merupakan kerja seumur hidupnya," dan dia
meninggalkan Universitas itu tahun 1746.
Tahun
1748 Smith memulai
memberi kuliah umum di Edinburgh dibawah bimbingan Lord Kames. Sebagian dari
perkuliahannya menyinggung retorika
dan belles-letters, tetapi nantinya dia akan mengambil subyek dari
"kemajuan dari kesejahteraan," dan nantinya, di pertengahan atau
akhir abad duapuluh, dimana dia pertamakalinya mengemukakan filosofi ekonomi
dari "sistem yang jelas dan sederhana dari kebebasan alamiah" dimana
dia menyatakan hal tersebut ke khalayak dalam buku karangannya The Wealth of Nations.
Tahun
1778 Smith ditunjuk untuk menduduki pos sebagaikomisioner untuk cukai di
Skotlandia dan hidup bersama ibunya di Edinburgh. Tahun 1783 dia menjadi salah
satu pendiri Royal Society of
Edinburgh dan dari tahun 1787 sampai 1789 dia mendaat posisi kehormatan
Lord Rektor Universitas
Glasgow. Dia meninggal di Edinburgh
pada 17 Juli 1790 karena sakit keras dan dikuburkan di Canogatw Kirkyard.
Tidak
lama sebelum kematiannya, Smith menghancurkan nyaris semua manuskrip miliknya.
Pada tahun terakhirnya dia sepertinya telah merencanakan dua keterilmuan besar,
satu dalam teori dan sejarah hukum dan satu dalam ilmu sains dan kesenian.
Terbitan setelah kematiannya Essays on Philoshopical Subjects (1795)
berisi bagian dari apa yang akan menjadi pembelokan selanjutnya.
The
Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena dengan keras membuat bidang
ekonomi dan perkembangannya kedalam disiplin sistematis dan berdiri sendiri.
Ketika buku tersebut menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme
(teori dimana cadangan besar dari logam mulia
merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul pada tahun 1776, ada
kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun Amerika.
Perasaan
baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan yang
diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat
publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas,
publik dan parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk
beberapa tahun kedepannya.
4)
Lima Teori Dasar Kapitalisme Menurut Adam
Smith :
1.
Pengakuan hak milik pribadi, tanpa batas-batas
tertentu.
2.
Pengakuan hak pribadi, untuk melakukan kegiatan ekonomi
demi meningkatkan status sosial ekonomi.
3.
Pengakuan adanya motivasi ekonomi, dalam bentuk
semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin.
4.
Kebebasan melakukan kompetisi.
5.
Mengakui hukum ekonomi, pasar bebas/mekanisme pasar.
5)
Tiga Pola Sifat dan Watak Dasar Kapitalisme :
1. Eksploitasi.
Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis-habisan terhadap
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, seperti yang terjadi pada jaman
penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum
kapitalis terus melakukan perampokan besar-besaran terhadap kekayaan alam kita
dan terus mengeksploitasi para buruh demi keuntungan pribadi.
2. Akumulasi.
Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari
kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah diraih.
Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis
akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan
seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara agar
kekayaan mereka berkembang dan bertambah.
3.
Ekspansi. Ini berarti pelebaran sayap atau
perluasan wilayah pasar, seperti yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari
perdagangan sandang diperluas pada usaha pergudangan, barang-barang mentah dan
selanjutnya barang-barang jadi.
Dan
yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh
penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik-pabrik besar yang nota bene
adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.
Itulah
yang terjadi pada hampir di seluruh belahan dunia, kapitalis semakin mengakar
dan menghisap Negara-negara miskin dan berkembang melalui sebuah cara yang
disebut globalisasi. Kapitalisme semakin mengakar dalam setiap sendi kehidupan
bangsa yang terkesan pongah ini.
C. Kapitalisme Indonesia
1)
Sejarah Kapitalisme
Kapitalisme
sebenarnya bukanlah hal baru untuk di perbincangkan, tetapi melihat pengaruhnya
yang masih begitu kuat terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dunia
umumnya dan Indonesia
khususnyalah yang membuatnya tak pernah berhenti untuk diperbincangkan. Kapitalisme muncul setelah
feodalisme runtuh dengan secara garis besar terbagi menjadi tiga fase yaitu :
Ø Kapitalisme
Awal (1500 – 1750).
Kapitalisme
pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya
industri sandang di Inggris sejak abad XVI sampai abad XVIII. Dan berlanjut
pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang jadi
dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemuadian berubah menjadi perluasan
kapasitas produksi, dan talenta kapitalisme ini yang kemudian hari justru
banayk menelan korban.
Di
perkotaan, para saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam
satu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka menjual
barang pada teman sesama saudagar seperjalanan, lalu berkembang menjadi
perdagangan public. Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih cenderung
feodalistik. Dalam hal ini Russel mengemukakan adanya tiga faktor yang
menghambat kapitalisme di pedesaan dan berbagai wilayah lain. Kendala itu adalah
:
a.
Tanah yang ada hanya digunakan untuk bercocok tanam,
sehingga hasil produksinya sangat terbatas. Russel mengusulkan untuk mengubah
tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan (profitable). Atau dengan
pengertian lain tanah bias diperjual belikan seperti barang lainnya.
b.
Para petani atau buruh tani yang masih terikat pada
system ekonomi subsistensi. komentar Russel untuk hal ini adalah mereka siap
unutk dipekerjakan dengan upah tertentu.
c.
Hasil produksi yang diperoleh petani saat itu hanya
sekedar digunakan untuk mencukupi kebutuhanpribadi. Menurutnya, produksi hasil
petani harus ditawarkan ke pasar dan siap dikonsumsi oleh publik.
Ø Kapitalisme
Klasik (1750 – 1914).
Kapitalisme
pada fase ini merupakan pergeseran dari perdagangan public kebidang industri yang
ditandai oleh Revolusi Industri di Inggris dimana banyak diciptakan mesin-
mesin besar yang sangat menunjang industri. Di fase inilah terkenal tokoh yang
disebut “bapak kapitalisme” dengan bukunya yang sangat tekenal the Wealth Of
Nations (1776) dimana salah satu poin ajarannya laissez faire dengan invisible
hand-nya (mekanisme pasar) dan beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo
dan John Stuart Mills, yang sering dikenal sebagai tokoh ekonomi neo-klasik.
Pada fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.
Ø Kapitalisme
Lanjut ( 1914 – sekarang ).
Momentum
utama fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I, kapitalisme lanjut sebagai
peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum.
a. Pertama,
pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika.
b. Kedua,
bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebagai ekses dari
kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesdaran itu dengan
perlawanan.
c. Ketiga,
revolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluhlantakkan institusi fundamental
kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana
produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama.
Darisana muncul ideology tandingan yaitu komunisme.
Perspektif
Teori Dasar Kapitalisme Secara Sosiologis Dan Ekonomis
Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feudal, salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi.
Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feudal, salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi.
Tokoh
lain yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan mottonya yang sangat
terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan
memupuk kekayaan.
2)
Kapitalisme
Indonesia
Kapitalisme
di Indonesia adalah cangkokan dari Eropa yang dalam beberapa hal tak sama
dengan kapitalisme yang tumbuh dan dibesarkan dalam negerinya sendiri, yakni
Eropa dan Amerika Utara.
Dalam
konteks Indonesia globalisasi awal (kapitalisme) dapat dirunut mulai abad 19
yaitu berawal dari petualangan para pedagang Eropa seperti Spanyol, Portugis,
Inggris dan kemudian disusul Belanda. Di akhir abad 19 modal asing masuk secara
besar-besaran ke Indonesia
dengan kebijakan pertanahan (agraria law) yaitu menetapkan system sewa
jangka dan hak pengusaha utang sangat ringan dan menguntungkan pengusaha.
Dari sini jelas bahwa globalisasi dengan liberasasi ekonomi dan monopoli
perdagangan benar-benar terjadi sejak lama dan telah menyengsarakan rakyat Indonesia
saat ini.
Globalisasi
abad 21 ini tentu semakin sistematis dan canggih, cara kerjanya tidak
konvensional seperti sebelumnya tetapi melalui hegemoni, ideology, dan
penciptaan undang-undang perdagangan dunia yang menguntungkan para pemodal
asing sehingga modal asing mengalir terus, mereka melakukan kerjasama dengan
pengusaha pribumi dalam perdagangan dan industry otomotif. Hal ini berakibat
bangkrutnya perusahaan-perusahaan pribumi sebab mereka tidak mampu bersaing
dengan pemodal asing dan industry asing modern.
Globalisasi
dunia tidak akan terlepas dari globalisasi ekonomi yang menurut pemakalah ekonomi
merupakan sumber awal globalisasi di dunia yakni dalam realitanya berkembanglah
system ekonomi kapitalisme termasuk di negara berkembang seperti di Indonesia.
Berikut ini adalak keadaan kapitalisme di Indonesia saat ini :
v
Kapitalisme yang Masih Muda
Karena kapitalisme di Indonesia
masih muda, produksi dan pemusatannya belumlah mencapai tingkat yang
semestinya. Kira-kira seperempat abad belakangan baru dimulai industrialisasi
di Indonesia. Baru pada waktu itulah dipergunakan mesin yang modern dalam perusahaan-perusahaan
gula, karet, teh, minyak, arang dan timah.
Industri Indonesia, terutama
industri pertanian, masih terbatas di
Jawa dan di beberapa tempat di Sumatera. Tanah yang luas, yang biasanya sangat
subur dan mengandung barang-barang logam yang tak ternilai harganya, seperti
Sumatera, Borneo, Sulawesi dan pulau-pulau yang lain. Meskipun Pulau Jawa dalam
hal perkebunan dan alat-alat angkutan sudah mencapai tingkatan yang tinggi,
tetapi umumnya pulau luar Jawa, kecuali Sumatera, masih rimba raya.
Industri modern yang sebenarnya
tidak diadakan di Pulau Jawa. Ia akan tetap tinggal menjadi tempat industri
pertanian. Sebab logam-logam seperti besi, minyak tanah, emas dan lainnya,
hanya sedikit didapat di sana. Sumateralah yang menjadi tempat industri modern
yang sebenarnya. Hal ini sekarang sebagian kecil telah terbukti, industri
Sumatera besar artinya, di nasional maupun internasional.
Inggris, negeri industri tertua di
dunia, pada pertengahan abad yang lalu mengadakan perubahan tepat dalam perindustriannya. Negeri-negeri
Eropa lain dan Amerika Utara mengikutinya pula. Teknik dan peraturan bekerja di
sana sekarang sampai pada tingkat yang setinggi-tingginya. Tenaga produksi dan
distribusi melewati batas keperluan nasional. Eropa dan Amerika Utara telah
menjadi negeri kapitalis matang.
Kapital memisahkan kota dengan
desa. Kota menghasilkan produksi industri dan produksi pertanian. Makin maju
kapitalisme, semakin banyak penduduk yang tadinya di desa ditarik ke kota.
Bukankah di kota sewaktu keadaan politik dan ekonomi baik, kita peroleh lebih
banyak pekerjaan, lebih banyak rumah-rumah pendidikan dan lebih banyak
kesenangan daripada di desa-desa.
Jumlah penduduk di desa pada tahun
1920 lebih kecil dari penduduk kota. Angka ini membuktikan secara nyata perihal
kemajuan kota-kota Amerika, sebagai akibat dari kemajuan industrialisasi. Di
negeri Inggris proses pembagian itu (perihal kota dan desa) sama teratur dan
sama cukupnya. (The relation Governement to industry, M.L. Regua).
Jika kita pakai perbandingan antara
penduduk kota dan desa sebagai ukuran kemajuan industri suatu negeri, niscaya
industri Indonesia masih di dalam keadaan bayi.
Perihal jumlah perdagangan
(impor-ekspor) di Indonesia 1924 (sesudah perang dunia) ada f 2,208,800
(menurut International Ocean, no. 526, Negeri Jerman pada tahun 1913
(sebelum perang) ada f 13,375,000.000). Angka-angka ini menunjukkan kemunduran
kita. Tetapi jika dibandingkan dengan negeri seperti Inggris, India, dan
Filipina, kelihatannya Indonesia belum seberapa mundur. Bila dibandingkan
dengan Turki, Siam, dan Tiongkok, Indonesia jauh lebih baik.
v Tumbuh Tidak dengan
Semestinya
Kapitalisme di Indonesia tidak
dilahirkan oleh cara-cara produksi bumiputra yang menurut kemauan alam. Ia
adalah perkakas asing yang dipergunakan untuk kepentingan asing yang dengan
kekerasan mendesak sistem produksi bumiputra.
Bila kita perhatikan perkembangan
kapitalisme di Eropa dan Amerika, nyatalah pada kita bahwa cara produksi yang
tua berturut-turut digantikan oleh yang muda. Biasanya kejadian itu tidak
tampak jelas, tetapi adakalanya cepat sehingga cukup jelas. Kejadian yang
belakangan ini ialah oleh adanya pendapatan-pendapatan baru. Biar bagaimanapun
keadaan saat itu, ia adalah kemajuan menurut alam, sebab tenaga yang
mendorongkan pada kemajuan itu ada di dalam genggaman masyarakat di Eropa dan
Amerika sendiri.
Sebagaimana yang telah kita tunjukkan,
kemajuan industri di setiap negeri sejajar dengan timbulnya kota-kota yang
mengeluarkan terutama barang-barang industri seperti besi, perkakas pertanian,
obat-obatan dan lain-lain. Desa-desa mengeluarkan beras, sayur-mayur, binatang
ternak, dan lain-lain. Barang-barang kota yang berlebih yakni barang itu
dipandang penduduk kota sebagai keperluan hidupnya ditukarkan dengan
barang-barang desa yang berlebih itu.
Di Amerika pada waktu yang biasa seperti
pada tahun 1913, selagi negeri ini terpencil dan kurang imperialistis, seperti
sekarang ini, boleh dikatakan sama besarnya perbandingan antara harga
barang-barang industri dengan pertanian. Jadi dalam pemandangan ekonomi kota
memenuhi keperluan desa, desa memenuhi keperluan kota.
Di Indonesia sebagai akibat kemajuan
ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya, tidak seperti di atas
keadaannya. Kota-kota kita tak dapat dianggap sebagai konsentrasi dari teknik,
industri, dan penduduk. Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa
maupun untuk perdagangan luar negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra.
Mesin pertanian, keperluan rumah tangga,
pakaian dan lain-lain tidak dibuat di Indonesia, tetapi didatangkan dari luar
negeri oleh badan-badan perdagangan imperialistis. Desa-desa kita tak
menghasilkan barang kebutuhan untuk kota-kota, karena untuk mereka sendiri pun
tak mencukupi. Beras misalnya, makanan rakyat yang terutama mesti didatangkan
dari luar, di tahun 1921 seharga f 114,160,000, meskipun bangsa kita umumnya
sangat pandai mengerjakan tanahnya dan semua syarat untuk menghasilkan beras
bagi keperluan sendiri bahkan dapat pula mengeluarkan berasnya yang berlebih.
Desa-desa kita mengeluarkan gula, karet,
teh, dan lain-lain barang perdagangan yang mengayakan saudagar asing, tetapi
memiskinkan dan memelaratkan kaum tarsi, kota-kota kita bukanlah menjadi pusat
ekonomi bangsa Indonesia, tetapi terus-terusan menjadi sumber ekonomi yang
mengalirkan keuntungan untuk setan-setan uang luar negeri.
Sudah kita lihat bahwa politik perampok
bangsa Belanda, memusnahkan sekalian benih-benih industri bumiputra yang
modern. Hongi-hongi cultuur stelsel, monopoli stelsel dan gencetan pajak yang
tak ada ampunnya. Dan pemasukan saudagar-saudagar Tionghoa yang teratur di
zaman Kompeni Timur Jauh (VOC) menghancurluluhkan sekalian alat-alat sosial
ekonomi dan teknik nasional yang kuat.
Jika sekiranya bangsa Indonesia tidak
dirampok, dan mempunyai kepandaian teknik, serta dipengaruhi oleh orang asing,
tentulah orang Indonesia ada kesempatan untuk memenuhi kemauan alam. Boleh jadi
dengan secara damai (seperti di Jepang) atau dengan perantara pemboikotan
nasional (seperti di India) kaum menengah Indonesia atau Indo dengan jalan mengumpulkan
kapital nasional mendirikan industri untuk memenuhi kebutuhan nasional seperti
tenun besi.
Demikianlah, kapital Indonesia timbul
dengan teratur pula antara lapisan-lapisan sosial Indonesia dan mempunyai
perhubungan yang teratur. Saudagar Indonesia yang dulu kecil sekarang sudah
menjadi bankir atau perusahaan yang besar-besar. Tetapi imperialisme Belanda
dalam 300 tahun tak meningkatkan apa pun untuk bangsa Indonesia, semua habis
diangkut ke negerinya. Ia memuntahkan kapitalisme kolonial Belanda yang tidak
ada duanya di dunia. Maju ke dalam perjuangaan ekonomi melawan raksasa asing,
dengan maksud meningkatkan industri nasional sama dengan "menjaring
angin".
v Kapital Indonesia Itu
Internasional
Imperialisme Inggris dengan industri
nasionalnya yang nomor wahid dan armada yang luar biasa, semenjak semula merasa
perlu mengadakan kompromi dengan raja-raja, dan tuan-tuan tanah bangsa India,
untuk mempertahankan diri terhadap borjuasi bumiputra yang baru timbul. Tetapi
tatkala yang tersebut belakangan ini keluar dari medan perjuangan dengan
kemenangan (di tahun 1900-1905 dan 1919-1922), Inggris mengulurkan tangannya.
Bersama dengan raja-raja, tuan-tuan
tanah dan borjuasi India yang baru itu, dia pergi memperkuda punggung rakyat
yang menggerutu itu. Bagaimanapun sulitnya imperialisme Inggris, ia masih
mempunyai tujuan di dalam kerajaan sendiri. Imperialisme Belanda memukul dan
menendang "kerbau" yang sabar itu, sekian lamanya, hingga sekarang
kerbau itu mempergunakan tanduknya. Belanda kecil yang dulu menelan segala
untuk dirinya sendiri, sekarang terpaksa membagi-bagikan itu dengan
negeri-negeri yang lebih kuat.
Adapun kekurangan kapital dan industri,
adalah sebab yang terpenting dari tindakan Belanda itu, maka semenjak beberapa
tahun, kapital Inggris memegang peranan besar di Indonesia. Raffles yang
bijaksana itu sudah lama melihat hal ini dan tidak puas sebelum ia dapat
mengelabui mata Belanda-tani itu. Setelah perang dengan Napoleon berhenti,
Inggris mengembalikan sekalian koloni Belanda. Perbuatan ini seakan-akan sangat
bertentangan dengan politik yang waktu itu dipakai Inggris, tetapi setelah
dicermati perbuatan itu adalah politik Inggris yang selicin-licinnya dan
semurah-murahnya dalam memakai Belanda sebagai opas untuk kapital yang
ditanamnya di Indonesia.
Kapital Inggris yang beberapa tahun
belakangan ini makin hari makin besar, bagi Belanda kecil sangat
mengkhawatirkan, dan bangsa Indonesia sekarang tak sabar lagi, hingga Belanda
sekarang berniat memakai "politik pintu terbuka". Istilah yang sebenarnya
diambil dari kamus Amerika ini sungguh cocok dengan politik Belanda di Timur.
Dalam kata-kata biasa, ia berbunyi: "Dan terhadap kapital Inggris serta
bangsa Indonesia yang telah terjaga dari tidurnya, semestinya Belanda lebih
kuat bila mempunyai Amerika yang demokratis. Tetapi negeri ini mesti ditarik ke
Indonesia. Kapitalnya ditanam di Indonesia dengan segala daya upaya dan, jika
perlu, diberikan hak-hak yang luar biasa. Jika tiba masanya, kelak Amerika
bergandeng tangan dengan Belanda".
Uang dan susah payah tak diperhitungkan
demi kapital Amerika. Seorang menteri pernah berkata terus terang di dalam kamer,
bahwa: Kedatangan kapital Amerika sangat mudah karena undang-undang di
Indonesia sekarang. Kunjungan Fock ke Manila pada tahun 1923, dan kedatangan
beberapa kapal perang ke Filipina, mendudukkan seorang konsul jendral di New
York yang kerjanya selain hilir mudik dengan perundingan dan perjanjian juga
menghamburkan uang untuk reklame, pamflet dan majalah yang bertahun-tahun
memuat perihal Jawa sang negeri ajaib (Java the Wonderland). Semuanya itu untuk
memikat pelancong-pelancong dan kapitalis Amerika supaya datang berduyun-duyun
ke Indonesia.
Kapital yang ditanam di Sumatera Timur
pada tahun 1924 sejumlah f 439,000,000. Di antaranya 55.3% kepunyaan Belanda dan
44.7% kepunyaan bangsa asing. Kapital bangsa asing yang ditanam dalam industri
pertanian sejumlah f 200,000,000. Di antaranya f 147,500,000 adalah kapital
Inggris, f 300,000,000 milik Prancis dan Belgia, f 15.700.000 milik Jepang dan
f 4.000.000 milik Jerman (International Ocean. No. 6, 1926).
Luas kebun karet pada tahun 1924 sebesar
241,357 bau. Di antaranya 42.2% kepunyaan bangsa asing dan 32.4% kepunyaan
Inggris. Berhubung dengan monopoli Inggris, kapital karet Amerika beberapa
tahun belakangan ini sangat cepat meningkatnya di Sumatera. Luas kebun teh di
Jawa 116,664 bau. Kepunyaan bangsa asing 23.8% dan Inggris 17.8%.
Dari tujuh macam hasil utama yang
dikirimkan ke pasar-pasar di seluruh dunia, ekspor gula di tahun 1924, f
491,100,000 atau 32.1 % dari jumlah ekspor. Karet f 202,600,000, atau 13.2%
dari ekspor. Minyak tanah f 158,300,000, tembakau f 123,600,000, kopra f
97,400,000, teh f 93,600,000 dan kopi f 56,600,000 yakni masing-masing 10.3%;
8.1%; 6.4%; 6.1%; dan 4.3% dari jumlah ekspor semuanya.
Pada tahun 1924 ekspor ke tanah Inggris
dan di jajahannya 42.55% dari semua ekspor dan ke negeri Belanda hanya 19.7%,
sedang 40.4% dari Inggris dan tanah jajahannya.
Jadi teranglah, bahwa perdagangan
Inggris di Indonesia lebih besar dari semua negeri asing, sedangkan di dalam
perusahaan minyak dan kebun-kebun yang terpenting, kapital Inggris memegang
peranan yang terbesar di antara kapital bukan Belanda. Jadi tidaklah
mengherankan mengapa orang Belanda tergesa-gesa memikat kapital Amerika.
Betul beberapa tahun belakangan ini,
karena iri hati melihat Inggris menjalankan politik karet dengan cara monopoli,
Amerika mulai menanam kapitalnya di kebun karet di Sumatera Timur. Akan tetapi,
hal itu belum menjadi satu kepastian, apakah Amerika hendak menanamkan kapitalnya
di Sumatera dan Jawa saja, sebab di Mindanau (Filipina Selatan) dan Liberia
memiliki tanah yang subur untuk kebun karet.
Mengakui dan melindungi industri
bumiputra yang modern seperti di India menurut pandangan ekonomi baru tidak
akan ada sama sekali, sebab industri bumiputra modern memang tidak ada. Rakyat
hanya diperas, diinjak-injak dan ditipu. Pemecatan kaum buruh bukanlah satu
keanehan, dan cengkraman pajak makin lama makin erat. Ekonomi rakyat tak perlu
disebut-sebut sebab negeri Belanda terutama bergantung pada kapital luar
negeri.
3)
Segi-Segi Negatif Kapitalisme
1.
Sitem buatan manusia. Sekelompok kecil pribadi
mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan
masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
2.
Egoistik. Dalam sistem kapitalisme individu dan
sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri
tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
3.
Monopolostik. Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis
memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia
mengeluarkannya untuk dijual dengan harga mahal yang berlipat ganda mencekik
konsumen dan orang-orang lemah.
4.
Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi. Kapitalisme terlalu
mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak
milik pribadi.
5.
Persaingan. Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan
menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan.
Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yang
kuat menerkam yang lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau
perusahaan tertentu.
6.
Perampasan tenaga produktif. Kapitalisme membuat para
tenaga kerja sebagai barang komoditas yang harus tunduk kepada hukum permintaan
dan kebutuhan yang menjadikan dia sebagai barang yang dapat ditawarkan tiap
saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dengan orang lain yang
upahnya lebih rendah dan mampu bekerja lebih banyak dan pengabdiannya lebih
baik.
7.
Pengangguran. Suatu fenomena umum dalam masyarakat
kapitalis ialah munculnya pengangguran yang mendorong pemilik perusahaan untuk
menambah tenaga yang akan memberatkannya.
8.
Kehidupan yang penuh gejolak. Ini adalah akibat logis
dari persaingan yang berlangsung antara dua kelas. Yang satu mementingkan
pengumpulan uang dengan segala cara. Sedangkan yang satu lagi tidak diberi
kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas kasihan.
9.
Penjajahan. Karena didorong mencari bahan baku dan
mencari pasar baru untuk memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki
petualangan penjajahan terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk
penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan. Kemudian memperbudak
semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan
penjajahan.
10. Peperangan dan malapetaka.
Umat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan pembantaian luar
biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan yang
menimpa umat manusia di bumi yg melahirkan bencana paling keji dan kejam.
11. Didominasi hawa nafsu.
Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan pemerintahan.
Pada umumnya demokrasi yang mereka gembar-gemborkan dibarengi dengan hawa nafsu
yang mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.
12. Riba.
Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar
penyakit yg membuat seluruh dunia menderita.
13. Tidak bermoral.
Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia
dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem
kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan.
14. Kejam.
Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih dengan cara
dibakar atau dibuang ke laut karena khawatir harga akan jatuh disebabkan
banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak
bangsa-bangsa yang menjerit kelaparan.
15. Boros.
Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan
besar-besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yang
mereka cari keuntungan belaka.
16. Tidak berperikemanusiaan.
Orang kapitalis sering mengusir seorang buruh karena tenaganya kurang
produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan dengan adanya perbaikan dalam
tubuh kapitalisme.
4) Segi Positif Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah system
yang muncul dari sebuah pemikiran dunia Barat. Kapitalisme mulai mendominasi
kehidupan perekonomian dunia barat sejak runtuhnya feodalisme. Dalam bidang
ekonomi, di Eropa akhirnya dikenal system kapitalisme, yaitu sebuah system yang
mencakup hubungan-hubungan pemilik modal besar.
Di Indonesia, kapitalisme terasa
pada persaingan antara pasar modern dengan pasar tradisional. Seperti halnya
yang kita jumpai banyaknya toko swalayan seperti carefour, indomaret, alfamart
yang menjamur di Indonesia dan mengalahkan pasar tradisional, baik dalam
pelayanan mutu maupun penarikan konsumen : Makalah Kapitalisme .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kapitalisme
merupakan sebuah system yang muncul dari sebuah pemikiran dunia Barat. Kapitalisme
mulai mendominasi kehidupan perekonomian dunia barat sejak runtuhnya
feodalisme. Dalam bidang ekonomi, di Eropa akhirnya dikenal system kapitalisme,
yaitu sebuah system yang mencakup hubungan-hubungan pemilik modal besar.
Di Indonesia, kapitalisme terasa pada persaingan antara pasar modern
dengan pasar tradisional. Seperti halnya yang kita jumpai banyaknya toko
swalayan seperti carefour, indomaret, alfamart yang menjamur di Indonesia dan
mengalahkan pasar tradisional, baik dalam pelayanan mutu maupun penarikan
konsumen : Makalah Kapitalisme .
DAFTAR PUSTAKA
KAPITALISME
Ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teori Politik
Disusun
oleh :
1.
Dini
Rusdiani
2.
Hilman
Bahresi Abdulah
3.
Irwan
Saefurrohman
4.
Jemi
Depri
5.
Karina
Triea Aghnata
6.
Kensiwi
Naraswati
7.
Laila
Yuniawati
8.
Risna
Apriani
9.
Sea
Agustin
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM
STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS
GALUH CIAMIS
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Puji dan syukur marilah
kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya serta kemudahan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang Kapitalisme ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Teori Politik.
Makalah ini
merupakan penggabungan dari beberapa materi yang berkaitan dengan Kapitalisme. Materi
ini kami dapat dari berbagai sumber referensi seperti buku dan website.
Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyelesaian tugas makalah ini. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan koreksi untuk makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wasalamualaikum
wr.wb.
Ciamis, Nopember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang
Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat
Penulisan......................................................................... 2
E. Sistematika
Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
4
A.
Kapitalisme ............................................................................... 4
1. Pengertian Kapitalisme.......................................................... .... 4
2. Akar Pemikiran dan Keyakinan............................................. .... 6
3. Prinsip-Prinsip Kapitalisme.................................................... .... 6
4. Bentuk-Bentuk Kapitalisme ................................................. .... 7
B.
Kapitalisme
Internasional .......................................................... 7
1. Naturalisme Sebagai Dasar Kapitalisme ............................... .... 7
2. Tokoh-Tokoh Kapitalisme .................................................... .... 8
3. Adam Smith Bapak Kapitalisme Dunia ................................ .... 9
4. Lima Teori Dasar Kapitalisme Menurut Adam
Smith .......... .... 11
5. Tiga Pola Sifat, dan Watak Kapitalisme ............................... .... 11
C.
Kapitalisme Indonesia ......................................................... .... 12
1.
Sejarah Kapitalisme............................................................... .... 12
2. Kapitalisme di Indonesia....................................................... .... 14
3. Segi-Segi Negatif Kapitalisme............................................... .... 22
4. Segi Positif Kapitalisme.......................................................... .... 24
BAB III PENUTUP........................................................................................ 25
A.
Kesimpulan .................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26
Komentar
Posting Komentar