makalah "peran mahasiswa dalam kepemimpinan nasional" (mata kuliah kepemimpinan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dunia
pada zaman sekarang ini mengalami berbagai perubahan – perubahan dalam setiap
sisi kehidupan seperti kemajuan ilmu pendidikan sampai pada penggunaan
teknologi informasi yang tentunya akan berdampak langsung pada perubahan paradigma manusia itu sendiri
terhadap segala hal yang ada dilingkungannya. Akan tetapi berbagai perubahan
tersebut tentulah tidaklah terlepas dari adanya peranan pemerintah dalam suatu
negara tersebut. Dimana peran pemerintah
khususnya sikap daripada pemimpin pemerintah tersebut dalam menyikapi secara
bijak atas terjadinya berbagai perubahan – perubahan yang dihadapi oleh
masyarakat, mengingat kepemimpinan nasional dalam suatu negara memiliki
wewenang untuk memimpin bangsanya menuju perkembangan negara agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. perubahan – perubahan tentunya selalu
menimbulkan berbagai masalah yang perlu ditindaklanjuti. Demi wujudkan hal
tersebut dan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul tentulah seorang
pemimpin nasional tersebut tidak bekerja sendiri atau merumuskan suatu
kebijakan hanya berdasarkan keinginannya sendiri maka diperlukan pihak – pihak
lain yang turut memberikan kontribusi.
Salah satu pihak
yang memberikan kontribusi yaitu mahasiswa, dimana mahasiswa merupakan
sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi penerus tombak
estafet pembangunan di setiap negara, dengan intelegensinya diharapkan bisa
mendobrak pilar – pilar keterpurukan suatu negara dalam mencari kesempurnaan
kehidupan berbangsa dan bernegara , serta secara moril akan dituntut untuk
dapat bertanggungjawab akademisnya dalam menghasilkan suatu karya yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan lingkungannya.
Mahasiswa dapat dikatakan
sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan
kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat.
Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan,
ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki
idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi
seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat
menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi
dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila
mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan
kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang
tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa
memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti
memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal
peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan
kontribusi mahasiswa tersebut.
Terlebih
lagi pasca masa reformasi seperti sekarang ini, kebebasan berpendapat
menjadikan mahasiswa secara lebih leluasa untuk menyuarakan aspirasinya kepada
pihak pemerintah khususnya menilai kepemimpinan nasional yang sedang berjalan.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
definisi Mahasiswa dan Peran mahasiswa ?
2. Bagaimana
kepemimpinan nasional ?
3. Bagaimana
peran mahasiswa dalam kepemimpinan nasional ?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetahui definisi dan peran – fungsi mahasiswa
2. Untuk
mengetahui kepemimpinan nasional
3. Untu
mengetahui peran mahasiwa dalam kepemimpinan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan peran mahasiswa
a.
Definisi
Mahasiswa
Mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam garda
terdepan setiap perubahan penting dan mendasar di negeri ini. Mulai tahun 1908,
lahirnya Boedi Oetomo telah melahirkan semangat perjuangan melawan kolonialisme
dengan cara yang cerdas. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga tidak lepas dari
peran penting mahasiswa, berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan 1945. Hingga
berturut-turut sejak tahun 1965 dengan aksti Tritura (tiga tuntutan rakyat)
yang meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Pada tahun 1997 dengan gerakan
reformasinya, mahasiswa telah mendobrak ketidakadilan sistem politik dan
ekonomi. Kesemua hal tersebut, membuktikan bahwa terdapat gerakan penting yang
sesunggungnya dimotori oleh peran penting mahasiswa.
Belajar dari rentetan sejarah ini, tentunya menjadi suatu fakta bahwa
peran penting mahasiswa tidak pernah bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa
jelas merupakan generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan (tingi) secara
baik dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainnya. Karena mendapat
tempaan pendidikan inilah maka kita senyatanya banyak berharap bahwa stok
sumberdaya masa depan yang berkarakter baik (good character) dan kuat
banyak di isi oleh kaum muda ini. Di samping yang tidak boleh dilupakan adalah
juga hight competency harus dikuasai.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda
terdidik ini, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai
pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema
pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing. Sebagai generasi
masa depan, kiranya penting pula mempersiapkan mereka dengan berbagai pola
pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa positif di kalangan mahasiswa,
apalagi di era globalisasi ini. Di tengah percaturan global, maka fungsi
karakter menjadi ‘elan vital’ (daya hidup) bagi kemampuan kita berkompetesi
dengan negara lain. Tanpa karakter, niscaya generasi masa depan bangsa ini
tidak hanya akan terpuruk dalam persaingan global, melainkan akan kian
melemahkan masa depan kebangsaan Indonesia.
b.
Peran
mahasiswa
1.
Agent Of Change ( Generasi Perubahan )
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan.Artinya apabila
ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu dinilai menyalahi
daripada yang seharusnya, mahasiswa dituntut untuk dapat merubahnya sesuai
dengan harapan yang sesungguhnya. Sehingga pada akhirnya mahasiswa itu sendiri dapat
menggunakan disiplin ilmu yang telah dipelajarinya dapat memberikan kontribusi
berupa pemikiran – pemikiran yang lebih efektif dalam melaksanakan pembangunan
indonesia untuk menjadi lebih maju di masa yang akan datang.
Dalam hal ini mahasiswa merupakan salah satu harapan suatu
bangsa agar dapat merubah keadaan yang sedang terjadi ke arah lebih baik. ini didasarkan bahwa
mahasiswa dianggap memiliki kemampuan secara keilmuan atau intelektual yang dinilai
cukup kompeten dengan dibarengi dengan cara berpikir yang lebih matang,
sehingga diharapkan dapat menjadi jembatan akan adanya aspirasi – aspirasi yang
berasal dari masyarakat kepada pemerintah.
2.
Social Control ( Generasi Pengontrol )
Sebagai generasi pengontorol mahasiswa diharapkan mampu dalam
mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Selain pintar
dalam bidang keilmuannya, dan mahasiswa juga harus mampu dalam melakukan sosialisasi
serta memiliki kepekaan terhadap keadaan yang ada dilingkungannya.
Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengkritik,memberi saran dan
memberi solusi apabila keadaan sosial bangsa dinilai sudah tidak sesuai dengan
cita-cita dan tujuan bangsa itu sendiri, dengan adanya peran mahasiswa sebagai
social control mahasiswa dituntut untu memiliki kepekaan, kepedulian, dan memberikan
kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang permasalahan yang sedang
terjadi ditengah – tengah masyarakat.
Pada akhirnya mahasiswa mampu melakukan hal-hal baru yang
bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya
sebagai harapan bangsa.
3.
Iron Stock( Generasi
Penerus )
Sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan dapat menjadi manusia
tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang kemudian dapat
menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan di masa depan. Pada
intinya mahasiswa merupakan merupakan sebuah
aset, cadangan, harapan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk menjadikan
lebih baik.
Tak dapat dipungkiri
bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat dinamis dengan ditandai adanya
pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu
kaderisasi dipandang perlu dilakukan secara terus-menerus. Dunia kampus dan
kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat efektif untuk dapat dimanfaatkan
bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam hal ini mahasiswa diartikan sebagai aset yang dapat
digunakan di masa depan. Karena pada saat menjadi mahasiswa diberikan banyak ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang suatu saat nanti akanbermanfaat dalam
memberikan kontribusi dalam membangun bangsa Indonesia.
4.
Moral Force( Gerakan Moral )
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diharapkan
menjadi pihak paling depan dalam menjaga nilai – nilai moral yang telah ada. apabila
di lingkungan sekitar menemukan hal-hal yang menyimpamg daripada norma yang
ada, maka mahasiswa dituntut untuk dapat merubah dan meluruskan kembali sesuai
dengan apa yang diharapkan. Begitupun mahasiswa itu sendiri harus mempunyai
moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga harus dapat merubah
ke arah yang lebih baik jika moral bangsa dianggap sudah buruk, dengan bentuk
nyata yang dapat dilakukan dapat melalui kritikan secara diplomatis ataupun aksi
yang dijadikan cirri daripada sikap nyata dari mahasiswa dalam menanggapi
keadaan yang sedang terjadi.
2.2 Kepemimpinan
Nasional
Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua hal yang
berbeda, meskipun keduanya tidak dapat saling dipisahkan. Apabila dilihat
secara teori dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Definisi Pemimpin
Menurut
Kartono (1992 : 38) menjelaskan bahwa
pemimpin adalah seoranf pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan –
kelebihan khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga mampu
mempengaruhi orang – orang lain untuk bersama – sama melakukan aktivitas –
aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
b.
Definisi Kepemimpinan
Menurut Howard . Hoyt (Kartono, 1992 :m 37) menjelaskan kepemimpinan
sebagai seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk
membimbing orang.
c.
Syarat – syarat kepemimpinan
Konsepsi
mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal
penting, yaitu :
1. Kekuasaan, ialah kekuatan, otoritas dan
legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan
menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan, ialah kelebihan, keunggulan
keutamaan, sehingga orang mampu “mbwawani” atau mengatur orang lain sehingga
orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan –
perbuatan tertentu.
3. Kemampuan, ialah segala daya, kesanggupan,
kekuatan dan kecakapan/ keterampilan teknis maupun social yang dianggap
melebihi dari kemampuan anggota biasa.
d.
Asas – asas kepemimpinan
1. Kemanusiaan, mengutamakan sifat –
sifat kemanusiaan yaitu pembimbingan manusia oleh manusia, untu mengembangkan
potensi dan kemampuan setiap individu , demi tujuan – tujuan tertentu.
2. Efisien, efisiensi teknis maupun
social, berkaitan dengan terbatasnya sumber – sumber , materi, dan jumlah
manusia, atas prinsip penghematan, adanya nilai – nilai ekonomis, serta asas –
asas manajemen modern.
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang
lebih meraata, menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.
e.
Tugas seorang pemimpin dalam
kelompok ialah :
1. Memelihara struktur kelompok,
menjamin interaksi yang lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas – tugas.
2. Menyinkronkan ideology, ide ,
pikiran, ambisi anggota – anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin.
3. Memberikan rasa aman dan status yang
jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi
penuh.
4. Memanfaatkan dan mengoptimalisasikan
kemampuan , bakat dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan
berprestasi.
5. Menegakkan peraturan, larangan ,
disiplin dan norma – norma kelompok agar tercapai kepaduan/cohesiveness
kelompok, meminimalisir onflik dan perbedaan – perbedaan.
6. Merumuskan nilai – nilai kelompok dan
memilih tujuan – tujuan kelompok, sambil menentukan sarana dan cara – cara
operasional guna mencapainya.
7. Mampu memenuhi harapan, keinginan,
dan kebutuhan – kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas. Juga
membantu adaptasi mereka terhadap tuntutan – tuntutan eksternal di tengah
masyarakat, dan memecahkan kesulitan – kesulitas hidup anggota kelompok setiap
harinya.
f.
Definisi kepemimpinan nasional
Menurut
Prof. Dr. Mustopadidjaja, bahwa
Kepemimpinan Nasional diartikan sebagai Sistem Kepemimpinan dalam rangka
penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, meliputi berbagai unsur dan
srtuktur kelembagaan yang berkembang dalam kehidupan Pemerintahan negara dan
masyarakat, yang berperan mengemban misi perjuangan mewujudkan cita-cita dan
tujuan bangsa sesuai dengan posisi masing-masing dalam Pemerintahan dan
masyarakat, mernurut niali-nilai kebangsaan dan perjuangan yang diamanatkan
konstitusi negara.
Secara struktural, Kepemimpinan Nasional terdiri dari
pejabat lembaga-lembaga pemerintahan negara dan pemimpin lembaga-lembaga yang
berkembang dalam masyarakat, yang secara fungsional berperan dan berkewajiban
memimpin orang dan lembaga yang dipimpinnya dalam upaya mewujudkan cita-cita
dan tujuan bernegara.
Pemimpin Naisonal
adalah sosok yang mampu memahami kebutuhan dan aspirasi rakyat Indonesia secara
keseluruhan dan menghayati nilai-nilai yang berlaku, agar mempunyai kemampuan
memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia dan mempunyai visi yang sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia.
2.3 Peran mahasiswa dalam kepemimpinan nasional
Negara Indonesia dibentuk dalam kerangka mencapai
tujuan nasional Indonesia Merdeka yakni sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia. Hal tersebut tentunya harus dimaknai bahwa keberhasilan
bangsa Indonesia sebagai suatu negara akan diukur dari seberapa jauh tingkat
kemampuan Pemerintah bersama rakyatnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera, aman, adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengorganisasian
seluruh rakyat dan segala sumber daya yang tersedia amat penting dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Dalam hal pengelolaan organisasi negara inilah, faktor
kepemimpinan nasional amat menentukan.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu
lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali
merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat.
Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada
penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya
bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan
mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan
intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia
kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis
serta juga kehidupan diluar kampus.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mahasiswa sebagai generasi yang banyak mendapatkan
berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang
tema-tema pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing.
Adapun peran
mahasiswa bagi bangsa Indonesia bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan
dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya untuk
turut memberikan kontribusi dalam mendukung pelaksanaan perubahan demi bangsa
Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang kemudian akan melanjutkan
dan menyampaikan atas adanya nilai-nilai atau norma – norma kebaikan pada kepada
masyarakat secara umum, dan sebagai
generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan
perilakunya, serta sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan
memperbaharui terhadap berbagai permasalahan – permasalahan yang sudah
semestinya diselesaikan.
Melihat
lebih jauh lagi, peran mahasiwa dalam kepemimpinan nasional dimana dijadikan
sebagai suatu tatanan dalam mewujudkan cita – cita dan tujuan negara Indonesia
, yang didalamnya tidak terlepas daripada adanya peranan mahasiswa yang turut
berkontribusi sehingga pada akhirnya akan diukur dari
seberapa jauh tingkat kemampuan Pemerintah bersama rakyatnya mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, aman, adil dan makmur
Peran ini
senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia
Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa
Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri
seluruh mahasiswa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, rajawali pers, Bandung, 1992
Sumber lain :
Komentar
Posting Komentar