laporan riset dan praktek (komparatif ciamis - sleman)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penelitian
Pembangunan
sebuah negara tentunya tidak terlepas dari potensi-potensi sumber daya yang ada
didalamnya baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Itu semua
kembali kepada negara itu sendiri sampai sejauhmana pengelolaan sumber daya
tersebut.
Salah
satu potensi yang menunjang pembangunan negara adalah potensi sumber daya alam
dengan keunggulan pariwisatanya, dimana bidang pariwisata dianggap hal penting
dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara sejak beberapa
tahun terakhir menganggap pariwisata dengan serius dan menjadikan sektor
pariwisata menjadi sektor unggulan di dalam perolehan devisa, penciptaan
lapangan kerja, maupun penuntasan kemiskinan. Pariwisata dengan berbagai aspek
positifnya, dipandang sebagai passport of
development, new kind of sugar, tool
of regional development, invisible export, non-polluting industry (Pitana,2002).
Sehingga dipandang perlu menjadi sebuah objek kajian bagi menunjang pembangunan
sebuah negara untuk mengetahui apa dan bagaimana pengelolaan pariwisata
tersebut.
Khususnya
penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata yang
ada di Kabupaten Ciamis, tentunya diperlukan adanya strategi yang efektif dalam
upaya penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan
pariwisata terseebut,misalnya meningkatkan sumber daya aparatur yang
professional, dan juga meningkatkan dan mengembangkan potensi-potensi sumber
daya alam yang nantinya dapat dijadikan objek pariwisata guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ciamis, khususnya bagi masyarakat di sekitar
objek pariwisata. Selain daripada penerapan strategi promosi wisata dan model
pengembangan kawasan pariwisata adapun kebijakan-kebijakan yang perlu
diperhatikan dalam menumbuhkembangkan dan memperbaiki pengelolaan pariwisata
misalnya kebijakan dalam mengingkatkan kemampuan aparatur dengan melakukan
pelatihan teknis dan penyuluhan akan program-program penerapan strategi promosi
wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata serta promosi pariwisata,
tidak lupa pula adanya peran serta masyarakat secara langsung dalam penerapan
strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata melalui
pelatihan keterampilan dan peran serta pihak swasta yang turut serta mendukung
dalam penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan
pariwisata seperti menciptakan objek-objek wisata baru, dan lain-lain.
Penerapan
strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten
Ciamis akan berjalan dengan baik apabila dalam sasaran strategi serta kebijakan
dijalankan dengan efektif. Namun, pada prakteknya penerapan strategi promosi
wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis masih
menghadapi kendala-kendala yang dapat menyebabkan terhambatnya upaya pengembangan
dan pengelolaan sector pariwisata tersebut, baik yang sifatnya internal maupun
eksternal.
Berangkat
dari permasalahan tersebut, terdapat pemikiran untuk meninjau kembali mengenai
pengembangan dan pengelolaan pariwsata di Kabupaten Ciamis yang kemudian
meninjau strategi dalam penerapan strategi promosi wisata dan model
pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Sleman yang selanjutnya dapat
dijadikan sebuah rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam mendukung
penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata kedepannya.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana strategi promosi dan pengembangan
kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Sleman ?
2.
Bagaimana analisis potensi dan
permasalahan dalam pelaksanaan promosi dan pengembangan wisata di Kabupaten
Ciamis ?
3.
Bagaimana konsep kedepan untuk promosi
dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Ciamis ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi dan pengembangan
kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Sleman
2.
Untuk dapat menganalisis potensi dan mengetahui permasalahan dalam
pelaksanaan promosi dan pengembangan wisata di Kabupaten Ciamis
3.
Untuk
mengetahui
bagaimana konsep kedepan dalam upaya promosi dan
pengembangan pariwisata di Kabupaten Ciamis
1.4
Kegunaan
Penelitian
1. Kegunaan Teori
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif khususnya bidang destinasi dalam pengembangan
dan pengelolaan pariwisata.
2. Kegunaan Praktis
1.
Dapat mengumpulkan informasi dan data
yang dapat dipergunakan demi kepentingan mahasiswa maupun kepentingan kampus.
2.
Diharapkan agar mahasiswa dapat lebih
memahami dan mendalami pokok bahasan tentang pengembangan dan pengelolaan
pariwisata.
3.
Diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan
teori yang telah dipelajari pada saat perkuliahan dan mengimplementasikannya di
dunia kerja.
4.
Dapat dijadikan sebagai referensi bagi
pihak lain yang sedang meneliti dengan kajian yang sama dan untuk masyarakat
secara umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sejarah
Munculnya Pariwisata
Pada
zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism) sehingga perjalanan yang jauh (traveling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang
primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman,
pakaian, dan iklim yang mendukung kehidupannya (Leiper, 1990:3 Theobald, 2005:
6; MacDonald, 2004; 8; dan Wang, 2000: 3). Sejarah nomaden memengaruhi pikiran
manusia sehingga secara tidak sadar membuat aktivitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku
yang alamiah. Seiring berjalannya waktu, orang dengan sengaja melakukannya
karena aktivitas tersebut menyenangkan. Di Abad 11 sampai 15 dalam sejarah
peradaban Barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah
ke tempat khusus untuk alasan religious.
Selanjutnya
Abad 17 sampai 20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi
Negara (internasional) dan Benua (intercontinental).
Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia meninggalkan satu benua untuk
bermukim di Benua lain. Pendatang tersebut membangun tempat tinggal baru dan
mulai beradaptasi dengan tempat baru seolah-olah sebagai tempat tinggal
aslinya. Beberapa orang yang telah mencapai tingkat kesejahteraan dan mempunyai
waktu luang mulai melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat bermukim
baru, tetapi untuk kesenangan dan mengisi waktu luang, atau untuk alasan
budaya.
Istilah
tour telah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris sejak berabad-abad
yang lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang tersebut
akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Istilah tour yag berarti
“perjalanan” baru secara luas dikenal dan dipakai setelah abad ke-16.
Di
Indonesia, jejak pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa 1910-an, yang
ditandai dengan dibentuknya VTV (Vereeneging
toeristen Verkeer) , sebuah Badan Pariwisata Belanda, di Batavia. Badan
pemerintah ini sekaligus juga bertindak sebagai tour operator dan travel agent, yang secara gencar
mempromosikan Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Pada 1926 berdiri pula, di
Jakarta , sebuah cabang dari Lislind (Lissonne
Lindeman) yang pada 1928 berubah menjadi Nitour (Nederlandsche Indische Touriten Bureau), sebagai anak perusahaan
pelayaran Belanda (KPM). KPM secara rutin melayani pelayaran yang menghubungkan
Batavia, Surabaya, Bali dan Makasar, dengan mengangkut wisatawan (Spillane,
1989; Vickers 1898).
2.2
Sistem
Pariwisata
Menurut
Leiper (1990 : 22-23 dan Cooper, et al., (1999 : 4-8), elemen-elemen dari
sebuah sistem pariwisata yang sederhana menyangkut sebuah daerah atau negara
asal wisatawan, sebuah daerah atau negara tujuan wisata, dan sebuah tempat
transit serta sebuah generator yang membalik proses tersebut. Tiga elemen
tersebut adalah :
1.
Elemen wisatawan
Wisatawan
adalah actor dari system pariwisata. Pariwisata, pada akhirnya adalah sebuah
pengalaman yang berisi humanis, menyenangkan, dan tak terlupakan serta menjadi
salah satu bagian pengalaman terpenting dari hidup pelakunya.
2. Elemen
geografis
Menyangkut
tiga elemen yaitu :
(1)
traveler
generating region adalah asal dan pasar pariwisata dimana
calon wisatawan mencari informasi tentang tujuan wisatanya, melakukan transaksi
pemesanan perjalanan wisata, dan darimana wisatawan tersebut berangkat menuju
tempat tujuan wisata.
(2)
tourist
destination region adalah tujuan perjalanan wisata.
Sebagai daerah tujuan wisata, dampak pariwisata akan terasa paling besar dari
daerah lainnya. Biasanya tujuan wisata merupakan daerah dengan keunikan
tersendiri yang berbeda dengan daerah lain, termasuk daerah atau negara asal
wisatawan.
(3)
transit
route region adalah waktu dan tempat sementara dalam
sebuah perjalanan wisata untuk mencapai daerah tujuan wisata utama.
3. Elemen
industry pariwisata
Industri
pariwisata sebagai wilayah bisnis dan organisasi yang terlibat dalam
menghasilkan produk wisata. Seperti atraksi wisata dan industri perhotelan atau
restoran.
2.3
Sumber
Daya Pariwisata
Sumber
daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan
manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
manusia itu.
Dalam
konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk dkembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung
maupun tidak langsung. sumber daya terkait dengan pengembangan pariwisata pada
umumnya berupa :
1. Sumber
daya alam
Elemen dari sumber daya
alam meliputi air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam,
dan sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata
kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia.
Oleh karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya
agar menjadi bermanfaat.
Menurut Damanik dan
Weber (2006 : 2), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi wisata alam
adalah :
a.
Keajaiban dan keindahan alam
(topografi),
b.
Keragaman fauna,
c.
Karagaman flora ,
d.
Kehidupan satwa liar ,
e.
Vegetasi alam,
f.
Ekosistem yang belum terjamah manusia,
g.
Rekreasi peraiaran (danau, sungai, air
terjun, pantai),
h.
Lintas alam (tracking, rafting, dan
lain-lain),
i.
Objek megalitik,
j.
Suhu dan kelembaban udara yang nyaman,
k.
Curah hujan yang normal, dan lain
sebagainya.
2. Sumber
daya budaya
Budaya sangat penting peranannya dalam
pariwisata, salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan
wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidiup dan budaya orang lain
di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain
tersebut. Industry pariwisata mengakui peran budaya sebagai factor penarik
dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Sumber daya budaya
dimungkinkan untuk menjadi factor utama yang menarik wisatawan untuk melakukan
perjalanan wisatanya.
Istilah budaya bukan hanya merujuk pada
sastra dan seni, tetapi juga pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang ditransmisikan dari satu generasi ke
generasi berikuktnya. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan
sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal
sebagai pariwisata budaya. Jenis pariwisata ini memberikan variasi yang luas
menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, festival, makanan
tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan cara hidup yang lain.
Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai
peluang bagi wisatawan untuk mengalami,memahami dan menghargai karakteristik
destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya. Pariwisata budaya memberikan
kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat local dan kepada
individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang sesuatu objek budaya.
Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya dibandingkan dengan sekedar
mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai suatu budaya.
Sumber daya budaya yang bisa
dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Bangunan bersejarah, situs, monument,
musium, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya.
b.
Seni dan patung kontemporer, arsitektur,
tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry
film, dan penerbit dan sebagainya.
c.
Seni pertunjukan, drama, senda tari,
lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya.
d.
Peninggalan keagamaan seperti pura,
candi, mesjid, situs dan sejenisnya.
e.
Kegiatan dan cara hidup masyarakat
local, system pendidikan, sanggar, teknologi tradisional, cara kerja, dan
system kehidupan setempat.
f.
Perjalanan ke tempat bersejarah
menggunakan alat transportasi unik (seperti berkuda, dokar dan sebagainya).
g.
Mencoba kuliner (masakan) setempat mulai
dari melihat persiapan, membuat,menyajikan dan menyantapnya.
3. Sumber
daya pariwisata minat khusus
Hal ini berbeda dengan jenis pariwisata
tradisioanl karenaa calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu
sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati.
Jenis-jenis sumber daya pariwisata minat
khusus yang bisa dijadikan atraksi wisata dapat diklasifikasikan sebagaimana
tabel berikut :
No.
|
Klasifikasi
|
Contoh
|
1.
|
Active adventure
(petualangan aktif)
|
- Caving
- Parachute jumping
- Trekking
- Off-road adventure
- Mountain climbing
|
2.
|
Nature
and wildlife
|
- Bird watching
- Ecotourism
- Geology
- National park
- Rainforest
|
3.
|
Affinity
|
- Artists workshop
- Senior tour
- Tour of handicapped
|
4.
|
Romance
|
- Honeymoon
- Island vacation
- Nightlife
- Single tour
- Spalhot spring
|
5.
|
Family
|
- Amusemen park
- Camping
- Shopping trips
- Whalewatching
|
6.
|
Soft
adventure
|
- Backpacking
- Bicycle touring
- Canoing/kayaking
- Scuba diving/snorkrlling
- Walking tours
|
7.
|
History
culture
|
- Agriulture
- Art/architecture
- Art festival
- Film/film history
|
8.
|
Hobby
|
- Antique
- Beer festival
- Craft tour
- Gambling
- Videography tour
|
9.
|
Spiritual
|
- Pilgrimage / lmythology
- Yiga and spiritual tours
|
10.
|
Sports
|
- Basket ball
- Car racing
- Olympic games
- Soccer
|
2.4
Promosi
Kepariwisataan
Promosi (promotion)
merupakan bagian dari proses pemasaran yang termasuk salah satu aspek dalam bauran
pemasaran (marketing mix). Bauran
pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interaksi dari empat komponen,
yang sering disebut dengan 4P, yaitu Produk (product),
Harga (price), Lokasi Distribusi (place), Promosi (promotion). Promosi wisata (tourism
promotion) adalah suatu cara yang digunakan untuk menginformasikan atau
mengkomunikasikan kepada calon wisatawan tentang produk wisata yang ditawarkan
dengan memberitahukan tempat-tempat dimana wisatawan dapat melihat atau
melakukan pembelian produk wisata pada waktu dan tempat tertentu.
Cara-cara
yang bias dilakukan untuk berpromosi wisata akan dapat berbeda-beda strategi
dan wujudnya, tergantung kepada segmen pasar wisatawan mana yang akan disasar.
Berbagai contoh cara berpromosi wisata yang dapat dilakukan oleh sebuah
destinasi, diantaranya :
a)
Materi-materi cetakan ( brosur, leaflet,
buku panduan wisata, dll )
b)
Iklan melalui media cetak maupun
elektronik
c)
Keikutsertaan dalam event-event
pariwisata berskala internasional, regional, dan nasional.
d)
Aktivitas kehumasan (public relations)
e)
Internet (situs, homepage, world wide web/www)
Aktivitas
promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang
dilakukan oleh organisasi penyelenggara pariwiwsata (destinasi) yang berusaha
mempengaruhi khalayak atau pasar wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran
dari penjualan produk wisatanya.
Tahapan
promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar yang kegiatannya
meliputi paling tidak tahapan-tahapan aktivitas sebagai berikut :
a.
Penetapan tujuan promosi kepariwisataan
b.
Menetapkan beberapa satemen alternatif
berkaitan dengan perbedaan strategi bauran promosi kepariwisataan yang
memungkinkan untuk mencapai tujuan.
c.
Tahap tadi harus mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya ; menganalisis seluruh kemungkinan metode promosi
pariwisata yang tersedia, biaya yang tersedia, posisi kompetitif destinasi dan
produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi wisata sebelumnya, sikap
dan perilaku wisatawan terhadap produk wisata yang akan dijual, serta asumsi
mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif.
d.
Membuat solusi dalam bentuk serangkaian
tujuan promosi pariwisata yang terukur dengan memperhitungkan target audiens/pasar yang spesifik, hal pokok
yang akan dikomunikasikan, tugas dan tanggungjawab, dan periode waktu yang akan
dipergunakan untuk promosi.
e.
Penilaian dari rencana promosi wisata
agar sesuai dengan anggaran yang tersedia, sumber daya manusia yang ada, dan
waktu yang diperlukan.
f.
Jika perlu, tujuan promosi wisata dan
alternatif pencapaiannya bisa ditinjau kembali.
2.5
Pengembangan
Destinasi Wisata
Destinasi
merupakan tempat yang sering dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama
perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama
perjalanan. Komponen-komponen yang harus ada dalam pengembangan destinasi
pariwisata yaitu sebagai berikut :
a. Objek
dan daya tarik, yang mencakup daya tarik yang biasa berbasis utama pada
kekayaan alam, budaya, maupun buatan seperti event atau yang sering disebut
sebagai minat khusus.
b. Aksesbilitas
, mencakup dukungan system transportasi yang meliputi rute atau jalur
transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan, dan model transportasi
lainnya.
c. Amenitas,
mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi akomodasi,
rumah makan, took cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat
informasi wisata dan fasilitas kenyamanan lainnya.
d. Fasilitas
pendukung yaitu tersedianya fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan
seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit dan sebagainya.
e. Kelembagaan
yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung
terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat.
2.6
Dampak
Pariwisata
A. Dampak
pariwisata bagi ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut:
· Pendapatan
dari penukaran valuta asing
· Menyehatkan
neraca perdagangan luar negeri
· Pendapatan
dari usaha atau bisnis pariwisata
· Pendapatan
pemerintah
· Penyerapan
tenaga kerja Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal
· Meningkatkan
permintaan akan pertanian local
· Memacu
pengembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif
· Menstimulisasi
minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu daerah atau
negara
· Meningkatkan
jumlah dan permintaan akan produk perikanan dan laut
· Mendorong
pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru
· Menghindari
konsentrasi penduduk dan penyebaran aktvititas ekonomi
· Penyebaran
infrastruktur ke pelosok wilayah
· Manajemen
pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal
B. Dampak
pariwisata bagi sosial budaya, diantaranya :
· Keterlibatan
masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi
atau ketergantungannya.
· Dampak
terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
· Dampak
terhadap dasar-dasar organisasi/ kelembagaan social
· Dampak
terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
· Dampak
terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
· Dampak
terhadap pola pembagian kerja
· Dampak
terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
· Dampak
terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
· Dampak
terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial
· Dampak
terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
BAB
III
HASIL PENELITIAN
3.1
Pelaksanaan
Penerapan Strategi Promosi Wisata Dan Model Pengembangan Kawasan Pariwisata Di
Kabupaten Ciamis Dan Kabupaten Sleman
3.1.1 Kabupaten Ciamis
Sejalan dengan kebijakan yang diterapkan DISBUDPAR
Kabupaten Ciamis, dirumuskan Program dan Kegiatan Pokok 5 tahun kedepan adalah
:
1. Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata, kegiatannya adalah :
·
Pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata sesuai dengan skala prioritas
·
Peningkatan kualitas pelayanan kunjungan
wisatawan
·
Penataan potensi objek wisata
·
Pembangunan objek wisata buatan (objek
wisata baru)
·
Perencanaan pengembangan potensi
pariwisata
2. Program
Pengembangan Pemasaran Pariwisata, kegiatannya adalah:
·
Pengembangan promosi pariwisata, Seni
dan Budaya
·
Peningkatan kuantitas dan kualitas
penyelenggaraan event kepariwisataan
·
Pengadaan alat penyajian informasi
dengan penerapan teknologi touch screen
(layar sentuh)
·
Mengadakan kerjasama dibidang pariwisata
dengan berbagai pihak didalam dan luar negeri
3.1.2
Kabupaten
Sleman
Strategi promosi
pariwisata menggunakan teori Marketing Mix, yaitu alat marketing yang
digunakan untuk mencapai tujuan marketing dalam memenuhi target pasar.
Faktor-faktornya adalah Product, Price, Place dan Promotion.
PRODUCT: Wisata Alam, Candi, Museum, Pendidikan, Minat
khusus
PRICE : Harga tiket dan paket-paket wisata relatif terjangkau
PLACE : Wilayah Sleman
strategis, dekat Bandara Adisucipto, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kraton
Yogyakarta
PROMOTION: Menggunakan strategi “low cost-high impact”
Ø Media promosi wisata
2.
Menjalin kemitraan dg media massa cetak, elektonik
dan online
=>press release. Penulisan artikel pariwara (bekerjasama dg media).
3. Fasilitasi peliputan media massa,
4. Materi cetak (leaflet, brosur, booklet, kalender
event, guide book)
5. Pameran (GWN di Jakarta, MTF di Surabaya, Obyek
Wisata Expo di Yogyakarta, dll),
6. Travel dialog (promosi jemput bola bekerjasama
dengan Kabupaten/Kota daerah tujuan, lingkup Jawa Barat, Jawa Tengan, Jawa
Timur dan Luar Jawa)
7. Famtrip (mengajak komunitas strategis [kalangan
media massa, tour guide, travel agent, guru/kepala sekolah ke berbagai destinasi wisata)
8. Event:
-
Java Summer Camp, dikemas dalam bentuk kemah budaya dengan segmen pelajar/mahasiswa luar daerah dan
asing
-
Jelajah Wisata, dikemas dalam bentuk tracking
wisata berjalan kaki dengan segmen masyarakat umum dari berbagai kalangan usia.
-
Tour
de
Merapi, dikemas dalam bentuk rally motor wisata +/- berjarak 100 km melalui berbagai destinasi
wisata
-
Pelangi Budaya, dikemas dalam bentuk kirab budaya
yang melibatkan berbagai komunitas seni budaya dan ragam budaya serta stakeholder
pariwisata.
10. Komunitas Ikatan Dimas Diajeng
Sleman (IDDS), sebagai duta daerah dalam mempromosikan potensi daerah,
khususnya potensi seni, budaya dan pariwisata.
3.2 Analisis Potensi Dan Permasalahan
Dalam Pelaksanaan Promosi Dan Pengembangan Wisata Di Kabupaten Ciamis
Setelah kami mengadakan observasi ke Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis, kelompok kami menganalisis bahwa di
daerah Ciamis banyak terdapat wilayah-wilayah yang sebenarnya bisa dijadikan kawasan pariwisata yang
nantinya dapat meningkatakan kesejahteraan masyarakat skitar kawasan wisata itu
sendiri sehingga tingkat perekonomian masyarakat sekitar lebih maju. Di daerah
Kabupaten Ciamis bisa
dikatakan sebagai
daerah yang subur tapi permasalahannya masyarakat sekitar masih kurang
menyadari akan “emas” yang dimiliki daerahnya. Masyarakat Ciamis cenderung
tidak peka akan potensi daerahnya sendiri.
Dan jika sudah terdapat kawasan wisata, cenderung
kurang terawat dan terkelola dengan baik sehingga minat wisatawan untuk datang
ke kawasan wisata tersebutpun tidak ada.
Adapun permasalahan-permasalahan atau Hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis,
terdiri dari dua faktor yaitu sebagai berikut :
a. Faktor
internal
Berdasarkan
hasil observasi langsung ke lapangan, kami menilai adanya hambatan-hambatan
yang terdapat di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis
diantaranya:
·
Belum terbangunnya gedung aula Kantor Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dimana jika telah adanya gedung aula tersebut
tentunya diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan guna meningkatkan tugas
dan fungsi dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Ciamis.
·
Banyaknya objek wisata yang belum
berkembang dan belum terjangkaunya semua objek dan daya tarik wisata, serta
masih terbatasnya sarana dan prasarana kepariwisataan. Hal ini terlihat dari
banyaknya destinasi pariwisata di Kab. Ciamis tetapi belum sepenuhnya dapat
menarik para wisatawan untuk berkunjung, yang salah satunya dapat dikarenakan
akses menuju objek wisata yang masih kurang, serta sarana dan prasarana /
fasilitas yang ada di Objek wisata tersebut kurang lengkap, dimana fasilitas
itu penting bagi kenyamanan dan keamanan para wisatawan.
·
Masih lemahnya pengetahuan dan
keterampilan aparatur pariwisata serta masih lemahnya tingkat kedisiplinan
aparat terbukti dengan tidak konsistennya terhadap waktu kerja setiap harinya, serta
masih lemahnya pelaksanaan koordinasi antara dinas, badan, lembaga terkait,
mengingat pelaksanaan tugas pembinaan kepariwisataan memerlukan tingkat
koordinasi yang cukup luas guna memenuhi harapan dan keinginan wisatawan, mulai
dari transportasi, akomodasi, konsumsi, dan keamanan terbukti dengan masih
terlihatnya infarstuktur jalan menuju tempat objek wisata yang masih kurang
diperhatikan, masih terdapatnya kasus-kasus kehilangan barang di tempat-tempat
objek wisata.
·
Masih banyaknya lahan potensif yang
belum termanfaatkan ini terbukti dengan adanya lahan-lahan yang memiliki
potensi dijadikan pariwisata akan tetapi belum ada tindak lanjut dari pihak
pemerintah, ataupun pihak pemerintah dengan pihak swasta, serta tidak
tersedianya database pariwisata yang
lengkap dan akurat sehingga dalam melakukan evaluasi terhadap pelayanan
pariwisata yang dilakukan pemerintah belum menunjukan diagram kurva wisatawan
yang menaik setiap tahunnya.
b. Factor
eksternal
·
Semakin bertumbuh kembangnya destinasi
pariwisata baru di daerah lain yang mampu menjaring minat wisatawan dalam
jumlah yang besar dibandingkan Kab.Ciamis.
·
Belum adanya investor yang berkeinginan
menginvestasikan modalnya di sector pariwisata guna membangun objek wisata dan
fasilitas lainnya yang relative lengkap di Kab.Ciamis.
·
Masih kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata yang ada di Kab.Ciamis ini
terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam
upaya promosi pariwisata yang ada di Kab.Ciamis.
·
Masih kurangnya kesadaran para pengusaha
jasa pariwisata dalam memperlakukan alam dan wisatawan ini terbukti dengan
masih kurangnya sarana prasarana bagi wisatawan.
·
kurang terawatnya objek wisata sehingga
menyebabkan pencemaran air karena penumpukan barang-barang bekas wisatawan.
·
Belum optimalnya pemanfaatan seni budaya
daerah dan belum dinilai optimalnya upaya promosi oleh pemerintah sebagai daya
tarik wisatawan Kab.Ciamis maupun wisatawan dari luar daerah, dinilai kurangnya
peran serta dari masyarakat dalam uapaya promosi pariwisata dan cenderung untuk
mengikuti pariwisata diluar daerah Ciamis.
3.3
Konsep
Kedepan Untuk Promosi Dan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Ciamis
Adapun
konsep kedepan yang akan dilakukan pemerintah khusunya Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis untuk lebih meningkatkan kawasan pariwisata di
Kabupaten Ciamis agar lebih baik, yakni :
a. Meningkatkan
wawasan kepariwisataan pada para pelaku kepariwisataan dan budayawan, artinya
melakukan sosialisasi tehadap arti
pentingnya bidang pariwisata dalam pembangunan daerah dan membantu untuk
mensejahterakan masyarkat khususnya masyarkat yang bertempat tinggal di sekitar
objek wisata.
b. Peningkatan
keterampilan teknis dari para pengusaha jasa pariwisata, perajin cindera mata
dan penjual makanan khas serta budayawan melalui pelatihan, penerapan teknologi
dan studi banding untuk meningkatkan produktivitas mutu, desain, dan
penganekaragaman produk serta menciptakan seni budaya daerah yang berkualitas,
inovatif, maju dan mandiri, artinya melakukan pelatihan dan pemberdayaan
masyarakat
c. Peningkatan
sistem pelayanan dan manajemen dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan
jaringan kemitraan.
d. Menjaga
pemeliharaan dan kelestarian objek wisata, mengembangkan objek dan daya tarik
wisata serta menggali objek wisata baru.
e. Menyusun
strategi promosi pariwisata yang efektif, efisien, inovatif dan tepat sasaran
mampu mengantisipasi permintaan, mengenal keinginan konsumen dan motivasi
pasar.
f. Melakukan
sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui berbagai
media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran dan event
kepariwisataan, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta mengedepankan
keunggulan budaya daerah, yang mampu menarik minat calon wisatawan.
g. Memanfaatkan kekayaan objek dan daya tarik wisata, letak
yang strategis, tersedianya sarana dan prasarana dan kesiapan masyarakat
menagkap peluang menguatnya kembali minat berwisata.
h. Mewujudkan
iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Ciamis dengan menyediakan regulasi
kepariwisataan yang berkaitan dengan tata ruang pariwisata seperti master plan,
site plan, pedoman dan standarisasi serta aturan tentang arah pengembangan
pariwisata di Kabupaten Ciamis bagi inverstor dan insane pariwisata.
i.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia (SDM) pelaku kepariwisataan yang handal, terampil dan
professional melalui pembinaan, pelatihan, seminar.
j.
Peningkatan sumber daya manusia baik
internal maupun ekstrnal, melalui pelatihan-pelatihan sumber daya aparatur
menyangkut kepariwisataan.
k. Mendukung
dan mengembangkan sekolah atau lembaga pendidikan pariwisata.
l.
Pengembangan sumber daya manusia
dilakukan dengan memanfaat kerjasama dengan daerah atau negara lain dalam
membangun jaringan pariwisata.
m. Mengembangkan
dan meningkatkan penyediaan usaha jasa pariwisata untuk memperluas dan membuka
kesempatan kerja dan berusaha.
n. Optimalisasi
peran serta dan kesadaran masyarakat dalam menyambut kedatangan wisatawan.
o. Merespon
menguatnya minat pariwisata dengan mengembangkan potensi objek dan daya tarik
wisata, untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan ke Kabupaten Ciamis.
p. Memperkuat
sistem kerjasama antara pemerintah, swasta , insan pariwisata , perguruan
tinggi, yang saling menguntungkan dan saling meengkapi.
q. Pembentukan
kelompok sadar wisata disekitar objek dan daya tarik wisata.
r.
Memperkuat koordinasi dengan
kabupaten/kota dalam pengembangan potensi pariwisata.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1
Kabupaten Ciamis
1. Pemerintah
melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis memiliki program dan
kegiatan pokok dalam jangka waktu 5 tahun kedepan seperti adanya program
pengembangan destinasi pariwisata, program pengembangan pemasaran pariwisata.
2. Peran
fungsi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap pengembangan pariwisata di
Kab.Ciamis dinilai masih kurang sesuai dengan tugas dan fungsinya hal ini
dibuktikan dengan masih kurangnya pelaksanaan implementasi kebijakan yang
diterapkan dalam rumusan program dan kegiatan pokok dalam jangka waktu lima
tahun kedepan, masih keterbatasan sumber daya manusia di Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis dalam upaya mengembangkan pelaksanaan penerapan
strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kab.Ciamis,
Banyaknya objek wisata yang belum berkembang, Masih lemahnya pengetahuan dan
keterampilan aparatur pariwisata serta masih lemahnya tingkat kedisiplinan
aparat, Masih banyaknya lahan potensif yang belum termanfaatkan, Belum adanya
investor yang berkeinginan menginvestasikan modalnya di sektor pariwisata, Masih
kurangnya kesadaran para pengusaha jasa pariwisata dalam memperlakukan alam dan
wisatawan, kurang terawatnya objek wisata, serta belum dinilai optimalnya upaya
promosi oleh pemerintah.
3. Konsep
kedepan dalam upaya promosi dan pengembangan pariwisata yang dilakukan
Pemerintah Kab.Ciamis melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti
melakukan peningkatan wawasan kepariwisataan pada para pelaku kepariwisataan
dan kebudayaan, peningkatan keterampilan teknis dari para pengusaha jasa
pariwisata, perajin cindera mata dan penjual makanan khas serta budayawan,
Peningkatan sistem pelayanan dan manajemen dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi dan jaringan kemitraan, Peningkatan sistem pelayanan dan manajemen, Melakukan
sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui berbagai
media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran dan event
kepariwisataan, Menyusun strategi promosi pariwisata yang efektif, efisien, inovatif,
Melakukan sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui
berbagai media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran
dan event kepariwisataan, Memanfaatkan
kekayaan objek dan daya tarik wisata, Mewujudkan iklim investasi yang
kondusif, Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku
kepariwisataan, Mendukung dan mengembangkan sekolah atau lembaga pendidikan
pariwisata, memanfaat kerjasama dengan daerah atau negara lain dalam membangun
jaringan pariwisata., Mengembangkan dan meningkatkan penyediaan usaha jasa
pariwisata, Optimalisasi peran serta dan kesadaran masyarakat, mengembangkan
potensi objek dan daya tarik wisata, Memperkuat sistem kerjasama antara
pemerintah, swasta , insan pariwisata , perguruan tinggi, Pembentukan kelompok
sadar wisata,
4.1.2
Kabupaten Sleman
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Sleman dipandang lebih optimal dalam menjalankan
startegi promosi pariwisata yaitu dengan menggunakan teori marketing mix, dalam pengembangan kawasan pariwisata dan strategi
promosi pemerintah Kab.Sleman melalui Dinas Pariwisata menggunakan media
promosi wisata melalui Website , peliputan media massa, Materi cetak , Pameran,famtrip, mengadakan event-event ,Peran serta masyarakat
Kab.Sleman dalam upaya pengembangan kawasan pariwisata dipandang lebih bersikap
antusias dan turut berpartisipasi, hal ini dapat dibuktikan dengan salah
satunya yaitu mulai berkembangnya berbagai desa-desa wisata di Kab.Sleman.
a.
Saran
Adapun
saran-saran yang dapat kelompok kami rekomendasikan khususnya untuk kemajuan
kepariwisataan Kab. Ciamis, antara lain:
1. Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Ciamis sebaiknya lebih meningkatkan
koordinasi dengan pihak-pihak / Dinas-dinas yang dapat menunjang kemajuan
kawasan pwriwisata yang menyangkut terhadap kemudahan akses, kenyamanan serta
keamanan bagi pengunjung agar lebih bisa menarik para wisatawan.
2.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kab. Ciamis sebaiknya mengadakan pengarahan kepada masyarakat sekitar Kab.
Ciamis agar lebih menyadari akan potensi wilayahnya dan dapat mengelola segala
sumber daya yang ada guna kesejahteraan perekonomian masyarakat itu sendiri.
3.
Masyarakat Kab. Ciamis sebaiknya
memiliki inisiatif sendiri jangan hanya menunggu arahan dari pemerintah untuk
mengembangkatn kepariwisataan di daerahnya masing-masing yang sekiranya hal
tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat itu ‘[;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;sendiri.
4.
Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Beserta seluruh masyarakat Kab. Ciamis sebaiknya lebih kreatif dan inofatif
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada ataupun membuat kawasan pariwisata baru
(destinasi wisata buatan) sesuai dengan pangsa pasar yang sedang berkembang dan
diminati masyarakat.
5.
Diharapkan untuk kedepannya Pemerintah
Kab. Ciamis melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat menciptakan /
membentuk objek-objek pariwisata yang tidak hanya mengandalkan potensi-potensi
alam yang ada seperti pembentukan dan pemberdayaan masyarakat menjadi wisata
minat khusus sebagaimana yang telah diuraikan diatas.
DAFTAR
PUSTAKA
Pitana, I Gde
& Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar
Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Sunaryo,
Bambang. 2012. Kebijakan Pembangunan
Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta : Gava
Media
Rencana Strategi
( RENSTRA ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2014
Komentar
Posting Komentar