laporan riset dan praktek (komparatif ciamis - sleman)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Penelitian 
Pembangunan sebuah negara tentunya tidak terlepas dari potensi-potensi sumber daya yang ada didalamnya baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Itu semua kembali kepada negara itu sendiri sampai sejauhmana pengelolaan sumber daya tersebut.
Salah satu potensi yang menunjang pembangunan negara adalah potensi sumber daya alam dengan keunggulan pariwisatanya, dimana bidang pariwisata dianggap hal penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara sejak beberapa tahun terakhir menganggap pariwisata dengan serius dan menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor unggulan di dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun penuntasan kemiskinan. Pariwisata dengan berbagai aspek positifnya, dipandang sebagai passport of development, new kind of sugar, tool of regional development, invisible export, non-polluting industry (Pitana,2002). Sehingga dipandang perlu menjadi sebuah objek kajian bagi menunjang pembangunan sebuah negara untuk mengetahui apa dan bagaimana pengelolaan pariwisata tersebut.
Khususnya penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Ciamis, tentunya diperlukan adanya strategi yang efektif dalam upaya penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata terseebut,misalnya meningkatkan sumber daya aparatur yang professional, dan juga meningkatkan dan mengembangkan potensi-potensi sumber daya alam yang nantinya dapat dijadikan objek pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ciamis, khususnya bagi masyarakat di sekitar objek pariwisata. Selain daripada penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata adapun kebijakan-kebijakan yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkembangkan dan memperbaiki pengelolaan pariwisata misalnya kebijakan dalam mengingkatkan kemampuan aparatur dengan melakukan pelatihan teknis dan penyuluhan akan program-program penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata serta promosi pariwisata, tidak lupa pula adanya peran serta masyarakat secara langsung dalam penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata melalui pelatihan keterampilan dan peran serta pihak swasta yang turut serta mendukung dalam penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata seperti menciptakan objek-objek wisata baru, dan lain-lain.
Penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis akan berjalan dengan baik apabila dalam sasaran strategi serta kebijakan dijalankan dengan efektif. Namun, pada prakteknya penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis masih menghadapi kendala-kendala yang dapat menyebabkan terhambatnya upaya pengembangan dan pengelolaan sector pariwisata tersebut, baik yang sifatnya internal maupun eksternal.
Berangkat dari permasalahan tersebut, terdapat pemikiran untuk meninjau kembali mengenai pengembangan dan pengelolaan pariwsata di Kabupaten Ciamis yang kemudian meninjau strategi dalam penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Sleman yang selanjutnya dapat dijadikan sebuah rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam mendukung penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata kedepannya.
1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana strategi promosi dan pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Sleman ?
2.    Bagaimana analisis potensi dan permasalahan dalam pelaksanaan promosi dan pengembangan wisata di Kabupaten Ciamis ?
3.    Bagaimana konsep kedepan untuk promosi dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Ciamis ?
1.3              Tujuan Penelitian 
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi dan pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Sleman
2.    Untuk dapat menganalisis potensi dan mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan promosi dan pengembangan wisata di Kabupaten Ciamis
3.    Untuk mengetahui bagaimana konsep kedepan dalam upaya promosi dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Ciamis
1.4              Kegunaan Penelitian
1.      Kegunaan Teori
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif khususnya bidang destinasi dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata.
2.      Kegunaan Praktis
1.    Dapat mengumpulkan informasi dan data yang dapat dipergunakan demi kepentingan mahasiswa maupun kepentingan kampus.
2.    Diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan mendalami pokok bahasan tentang pengembangan dan pengelolaan pariwisata.
3.    Diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan teori yang telah dipelajari pada saat perkuliahan dan mengimplementasikannya di dunia kerja.
4.    Dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak lain yang sedang meneliti dengan kajian yang sama dan untuk masyarakat secara umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Sejarah Munculnya Pariwisata
Pada zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism) sehingga perjalanan yang jauh (traveling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman, pakaian, dan iklim yang mendukung kehidupannya (Leiper, 1990:3 Theobald, 2005: 6; MacDonald, 2004; 8; dan Wang, 2000: 3). Sejarah nomaden memengaruhi pikiran manusia sehingga secara tidak sadar membuat aktivitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring berjalannya waktu, orang dengan sengaja melakukannya karena aktivitas tersebut menyenangkan. Di Abad 11 sampai 15 dalam sejarah peradaban Barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religious.
Selanjutnya Abad 17 sampai 20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi Negara (internasional) dan Benua (intercontinental). Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia meninggalkan satu benua untuk bermukim di Benua lain. Pendatang tersebut membangun tempat tinggal baru dan mulai beradaptasi dengan tempat baru seolah-olah sebagai tempat tinggal aslinya. Beberapa orang yang telah mencapai tingkat kesejahteraan dan mempunyai waktu luang mulai melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat bermukim baru, tetapi untuk kesenangan dan mengisi waktu luang, atau untuk alasan budaya.
Istilah tour telah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris sejak berabad-abad yang lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang tersebut akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Istilah tour yag berarti “perjalanan” baru secara luas dikenal dan dipakai setelah abad ke-16.
Di Indonesia, jejak pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa 1910-an, yang ditandai dengan dibentuknya VTV (Vereeneging toeristen Verkeer) , sebuah Badan Pariwisata Belanda, di Batavia. Badan pemerintah ini sekaligus juga bertindak sebagai tour operator dan travel agent, yang secara gencar mempromosikan Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Pada 1926 berdiri pula, di Jakarta , sebuah cabang dari Lislind (Lissonne Lindeman) yang pada 1928 berubah menjadi Nitour (Nederlandsche Indische Touriten Bureau), sebagai anak perusahaan pelayaran Belanda (KPM). KPM secara rutin melayani pelayaran yang menghubungkan Batavia, Surabaya, Bali dan Makasar, dengan mengangkut wisatawan (Spillane, 1989; Vickers 1898).
2.2              Sistem Pariwisata
Menurut Leiper (1990 : 22-23 dan Cooper, et al., (1999 : 4-8), elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang sederhana menyangkut sebuah daerah atau negara asal wisatawan, sebuah daerah atau negara tujuan wisata, dan sebuah tempat transit serta sebuah generator yang membalik proses tersebut. Tiga elemen tersebut adalah :
1.      Elemen wisatawan
Wisatawan adalah actor dari system pariwisata. Pariwisata, pada akhirnya adalah sebuah pengalaman yang berisi humanis, menyenangkan, dan tak terlupakan serta menjadi salah satu bagian pengalaman terpenting dari hidup pelakunya.
2.      Elemen geografis
Menyangkut tiga elemen yaitu :
(1)   traveler generating region adalah asal dan pasar pariwisata dimana calon wisatawan mencari informasi tentang tujuan wisatanya, melakukan transaksi pemesanan perjalanan wisata, dan darimana wisatawan tersebut berangkat menuju tempat tujuan wisata.
(2)   tourist destination region adalah tujuan perjalanan wisata. Sebagai daerah tujuan wisata, dampak pariwisata akan terasa paling besar dari daerah lainnya. Biasanya tujuan wisata merupakan daerah dengan keunikan tersendiri yang berbeda dengan daerah lain, termasuk daerah atau negara asal wisatawan.
(3)   transit route region adalah waktu dan tempat sementara dalam sebuah perjalanan wisata untuk mencapai daerah tujuan wisata utama.
3.      Elemen industry pariwisata
Industri pariwisata sebagai wilayah bisnis dan organisasi yang terlibat dalam menghasilkan produk wisata. Seperti atraksi wisata dan industri perhotelan atau restoran.
2.3              Sumber Daya Pariwisata
Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu.
Dalam konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk dkembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. sumber daya terkait dengan pengembangan pariwisata pada umumnya berupa :
1.    Sumber daya alam
Elemen dari sumber daya alam meliputi air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat.

Menurut Damanik dan Weber (2006 : 2), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi wisata alam adalah :
a.          Keajaiban dan keindahan alam (topografi),
b.         Keragaman fauna,
c.          Karagaman flora ,
d.         Kehidupan satwa liar ,
e.          Vegetasi alam,
f.          Ekosistem yang belum terjamah manusia,
g.         Rekreasi peraiaran (danau, sungai, air terjun, pantai),
h.         Lintas alam (tracking, rafting, dan lain-lain),
i.           Objek megalitik,
j.           Suhu dan kelembaban udara yang nyaman,
k.         Curah hujan yang normal, dan lain sebagainya.
2.      Sumber daya budaya
Budaya sangat penting peranannya dalam pariwisata, salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidiup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut. Industry pariwisata mengakui peran budaya sebagai factor penarik dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Sumber daya budaya dimungkinkan untuk menjadi factor utama yang menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisatanya.
Istilah budaya bukan hanya merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikuktnya. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya. Jenis pariwisata ini memberikan variasi yang luas menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, festival, makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan cara hidup yang lain.
Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami,memahami dan menghargai karakteristik destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya. Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat local dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang sesuatu objek budaya. Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya dibandingkan dengan sekedar mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai suatu budaya.
Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Bangunan bersejarah, situs, monument, musium, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya.
b.      Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film, dan penerbit dan sebagainya.
c.       Seni pertunjukan, drama, senda tari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya.
d.      Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, mesjid, situs dan sejenisnya.
e.       Kegiatan dan cara hidup masyarakat local, system pendidikan, sanggar, teknologi tradisional, cara kerja, dan system kehidupan setempat.
f.       Perjalanan ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik (seperti berkuda, dokar dan sebagainya).
g.      Mencoba kuliner (masakan) setempat mulai dari melihat persiapan, membuat,menyajikan dan menyantapnya.
3.      Sumber daya pariwisata minat khusus
Hal ini berbeda dengan jenis pariwisata tradisioanl karenaa calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati.
Jenis-jenis sumber daya pariwisata minat khusus yang bisa dijadikan atraksi wisata dapat diklasifikasikan sebagaimana tabel berikut :
No.
Klasifikasi
Contoh
1.       
Active adventure (petualangan aktif)
-     Caving
-     Parachute jumping
-     Trekking
-     Off-road adventure
-     Mountain climbing
2.       
Nature and wildlife
-     Bird watching
-     Ecotourism
-     Geology
-     National park
-     Rainforest
3.       
Affinity
-     Artists workshop
-     Senior tour
-     Tour of handicapped
4.                        
Romance
-     Honeymoon
-     Island vacation
-     Nightlife
-     Single tour
-     Spalhot spring
5.                        
Family
-     Amusemen park
-     Camping
-     Shopping trips
-     Whalewatching
6.                        
Soft adventure
-     Backpacking
-     Bicycle touring
-     Canoing/kayaking
-     Scuba diving/snorkrlling
-     Walking tours
7.                        
History culture
-     Agriulture
-     Art/architecture
-     Art festival
-     Film/film history
8.                        
Hobby

-     Antique
-     Beer festival
-     Craft tour
-     Gambling
-     Videography tour
9.                        
Spiritual
-     Pilgrimage / lmythology
-     Yiga and spiritual tours
10.                    
Sports
-     Basket ball
-     Car racing
-     Olympic games
-     Soccer

2.4              Promosi Kepariwisataan
Promosi  (promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran yang termasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interaksi dari empat komponen, yang sering disebut dengan 4P, yaitu Produk (product), Harga (price), Lokasi Distribusi (place), Promosi (promotion). Promosi wisata (tourism promotion) adalah suatu cara yang digunakan untuk menginformasikan atau mengkomunikasikan kepada calon wisatawan tentang produk wisata yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat-tempat dimana wisatawan dapat melihat atau melakukan pembelian produk wisata pada waktu dan tempat tertentu.
Cara-cara yang bias dilakukan untuk berpromosi wisata akan dapat berbeda-beda strategi dan wujudnya, tergantung kepada segmen pasar wisatawan mana yang akan disasar. Berbagai contoh cara berpromosi wisata yang dapat dilakukan oleh sebuah destinasi, diantaranya :
a)      Materi-materi cetakan ( brosur, leaflet, buku panduan wisata, dll )
b)      Iklan melalui media cetak maupun elektronik
c)      Keikutsertaan dalam event-event pariwisata berskala internasional, regional, dan nasional.
d)     Aktivitas kehumasan (public relations)
e)      Internet (situs, homepage, world wide web/www)
Aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang dilakukan oleh organisasi penyelenggara pariwiwsata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya.
Tahapan promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar yang kegiatannya meliputi paling tidak tahapan-tahapan aktivitas sebagai berikut :
a.       Penetapan tujuan promosi kepariwisataan
b.      Menetapkan beberapa satemen alternatif berkaitan dengan perbedaan strategi bauran promosi kepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan.
c.       Tahap tadi harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya ; menganalisis seluruh kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya yang tersedia, posisi kompetitif destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi wisata sebelumnya, sikap dan perilaku wisatawan terhadap produk wisata yang akan dijual, serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif.
d.      Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi pariwisata yang terukur dengan memperhitungkan target audiens/pasar yang spesifik, hal pokok yang akan dikomunikasikan, tugas dan tanggungjawab, dan periode waktu yang akan dipergunakan untuk promosi.
e.       Penilaian dari rencana promosi wisata agar sesuai dengan anggaran yang tersedia, sumber daya manusia yang ada, dan waktu yang diperlukan.
f.       Jika perlu, tujuan promosi wisata dan alternatif pencapaiannya bisa ditinjau kembali.
2.5              Pengembangan Destinasi Wisata
Destinasi merupakan tempat yang sering dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan. Komponen-komponen yang harus ada dalam pengembangan destinasi pariwisata yaitu sebagai berikut :
a.       Objek dan daya tarik, yang mencakup daya tarik yang biasa berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan seperti event atau yang sering disebut sebagai minat khusus.
b.      Aksesbilitas , mencakup dukungan system transportasi yang meliputi rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan, dan model transportasi lainnya.
c.       Amenitas, mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi akomodasi, rumah makan, took cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan fasilitas kenyamanan lainnya.
d.      Fasilitas pendukung yaitu tersedianya fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit dan sebagainya.
e.       Kelembagaan yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat.
2.6          Dampak Pariwisata
A.       Dampak pariwisata bagi ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut:
·      Pendapatan dari penukaran valuta asing
·      Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri
·      Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
·      Pendapatan pemerintah
·      Penyerapan tenaga kerja Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal
·      Meningkatkan permintaan akan pertanian local
·      Memacu pengembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif
·      Menstimulisasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu daerah atau negara
·      Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan dan laut
·      Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru
·      Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktvititas ekonomi
·      Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah
·      Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal
B.     Dampak pariwisata bagi sosial budaya, diantaranya :
·      Keterlibatan masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya.
·      Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
·      Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/ kelembagaan social
·      Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
·      Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
·      Dampak terhadap pola pembagian kerja
·      Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
·      Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
·      Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial
·      Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.


                                              BAB III     
HASIL PENELITIAN

3.1      Pelaksanaan Penerapan Strategi Promosi Wisata Dan Model Pengembangan Kawasan Pariwisata Di Kabupaten Ciamis Dan Kabupaten Sleman
3.1.1 Kabupaten Ciamis
Sejalan dengan kebijakan yang diterapkan DISBUDPAR Kabupaten Ciamis, dirumuskan Program dan Kegiatan Pokok 5 tahun kedepan adalah :
1.    Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, kegiatannya adalah :
·         Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata sesuai dengan skala prioritas
·         Peningkatan kualitas pelayanan kunjungan wisatawan
·         Penataan potensi objek wisata
·         Pembangunan objek wisata buatan (objek wisata baru)
·         Perencanaan pengembangan potensi pariwisata
2.      Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, kegiatannya adalah:
·         Pengembangan promosi pariwisata, Seni dan Budaya
·         Peningkatan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan event kepariwisataan
·         Pengadaan alat penyajian informasi dengan penerapan teknologi touch screen (layar sentuh)
·         Mengadakan kerjasama dibidang pariwisata dengan berbagai pihak didalam dan luar negeri
3.1.2        Kabupaten Sleman
Strategi promosi pariwisata menggunakan teori Marketing Mix, yaitu alat marketing yang digunakan untuk mencapai tujuan marketing dalam memenuhi target pasar. Faktor-faktornya adalah Product, Price, Place dan Promotion.
PRODUCT: Wisata Alam, Candi, Museum, Pendidikan, Minat khusus
PRICE    : Harga tiket dan paket-paket wisata relatif    terjangkau
PLACE   : Wilayah Sleman strategis, dekat Bandara Adisucipto, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kraton Yogyakarta
PROMOTION: Menggunakan strategi “low cost-high impact”
Ø  Media promosi wisata
1.      Website www.tourismsleman.com  => publik: domestik dan asing
2.      Menjalin kemitraan dg media massa cetak, elektonik dan online
    =>press release. Penulisan artikel pariwara (bekerjasama dg media).
3. Fasilitasi peliputan media massa,
4. Materi cetak (leaflet, brosur, booklet, kalender event, guide book)
5. Pameran (GWN di Jakarta, MTF di Surabaya, Obyek Wisata Expo di Yogyakarta, dll),
6. Travel dialog (promosi jemput bola bekerjasama dengan Kabupaten/Kota daerah tujuan, lingkup Jawa Barat, Jawa Tengan, Jawa Timur dan Luar Jawa)
7. Famtrip (mengajak komunitas strategis [kalangan media massa, tour guide, travel agent, guru/kepala sekolah ke berbagai destinasi wisata)
8. Event:
-          Java Summer Camp, dikemas dalam bentuk kemah budaya dengan segmen pelajar/mahasiswa luar daerah dan asing
-          Jelajah Wisata, dikemas dalam bentuk tracking wisata berjalan kaki dengan segmen masyarakat umum dari berbagai kalangan usia.
-          Tour de Merapi, dikemas dalam bentuk rally motor wisata +/- berjarak 100 km melalui berbagai destinasi wisata
-          Pelangi Budaya, dikemas dalam bentuk kirab budaya yang melibatkan berbagai komunitas seni budaya dan ragam budaya serta stakeholder pariwisata.
9.      Promosi Terpadu dg JAVA PROMO (promo pariwisata 16 kab/kota DIY-Jateng) => www.javapromo.com
10.  Komunitas Ikatan Dimas Diajeng Sleman (IDDS), sebagai duta daerah dalam mempromosikan potensi daerah, khususnya potensi seni, budaya dan pariwisata.
3.2      Analisis Potensi Dan Permasalahan Dalam Pelaksanaan Promosi Dan Pengembangan Wisata Di Kabupaten Ciamis
Setelah kami mengadakan observasi ke Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis, kelompok kami menganalisis bahwa di daerah Ciamis banyak terdapat wilayah-wilayah yang sebenarnya bisa dijadikan kawasan pariwisata yang nantinya dapat meningkatakan kesejahteraan masyarakat skitar kawasan wisata itu sendiri sehingga tingkat perekonomian masyarakat sekitar lebih maju. Di daerah Kabupaten Ciamis bisa dikatakan sebagai daerah yang subur tapi permasalahannya masyarakat sekitar masih kurang menyadari akan “emas” yang dimiliki daerahnya. Masyarakat Ciamis cenderung tidak peka akan potensi daerahnya sendiri.
Dan jika sudah terdapat kawasan wisata, cenderung kurang terawat dan terkelola dengan baik sehingga minat wisatawan untuk datang ke kawasan wisata tersebutpun tidak ada.
Adapun permasalahan-permasalahan atau Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis, terdiri dari dua faktor yaitu sebagai berikut :


a.       Faktor internal
Berdasarkan hasil observasi langsung ke lapangan, kami menilai adanya hambatan-hambatan yang terdapat di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis diantaranya:
·      Belum terbangunnya gedung aula Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dimana jika telah adanya gedung aula tersebut tentunya diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan guna meningkatkan tugas dan fungsi dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Ciamis.
·      Banyaknya objek wisata yang belum berkembang dan belum terjangkaunya semua objek dan daya tarik wisata, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana kepariwisataan. Hal ini terlihat dari banyaknya destinasi pariwisata di Kab. Ciamis tetapi belum sepenuhnya dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung, yang salah satunya dapat dikarenakan akses menuju objek wisata yang masih kurang, serta sarana dan prasarana / fasilitas yang ada di Objek wisata tersebut kurang lengkap, dimana fasilitas itu penting bagi kenyamanan dan keamanan para wisatawan.
·      Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata serta masih lemahnya tingkat kedisiplinan aparat terbukti dengan tidak konsistennya terhadap waktu kerja setiap harinya, serta masih lemahnya pelaksanaan koordinasi antara dinas, badan, lembaga terkait, mengingat pelaksanaan tugas pembinaan kepariwisataan memerlukan tingkat koordinasi yang cukup luas guna memenuhi harapan dan keinginan wisatawan, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, dan keamanan terbukti dengan masih terlihatnya infarstuktur jalan menuju tempat objek wisata yang masih kurang diperhatikan, masih terdapatnya kasus-kasus kehilangan barang di tempat-tempat objek wisata.
·      Masih banyaknya lahan potensif yang belum termanfaatkan ini terbukti dengan adanya lahan-lahan yang memiliki potensi dijadikan pariwisata akan tetapi belum ada tindak lanjut dari pihak pemerintah, ataupun pihak pemerintah dengan pihak swasta, serta tidak tersedianya database pariwisata yang lengkap dan akurat sehingga dalam melakukan evaluasi terhadap pelayanan pariwisata yang dilakukan pemerintah belum menunjukan diagram kurva wisatawan yang menaik setiap tahunnya.
b.      Factor eksternal  
·      Semakin bertumbuh kembangnya destinasi pariwisata baru di daerah lain yang mampu menjaring minat wisatawan dalam jumlah yang besar dibandingkan Kab.Ciamis.
·      Belum adanya investor yang berkeinginan menginvestasikan modalnya di sector pariwisata guna membangun objek wisata dan fasilitas lainnya yang relative lengkap di Kab.Ciamis.
·      Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata yang ada di Kab.Ciamis ini terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam upaya promosi pariwisata yang ada di Kab.Ciamis.
·      Masih kurangnya kesadaran para pengusaha jasa pariwisata dalam memperlakukan alam dan wisatawan ini terbukti dengan masih kurangnya sarana prasarana bagi wisatawan.
·      kurang terawatnya objek wisata sehingga menyebabkan pencemaran air karena penumpukan barang-barang bekas wisatawan.
·      Belum optimalnya pemanfaatan seni budaya daerah dan belum dinilai optimalnya upaya promosi oleh pemerintah sebagai daya tarik wisatawan Kab.Ciamis maupun wisatawan dari luar daerah, dinilai kurangnya peran serta dari masyarakat dalam uapaya promosi pariwisata dan cenderung untuk mengikuti pariwisata diluar daerah Ciamis.

3.3         Konsep Kedepan Untuk Promosi Dan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Ciamis
Adapun konsep kedepan yang akan dilakukan pemerintah khusunya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis untuk lebih meningkatkan kawasan pariwisata di Kabupaten Ciamis agar lebih baik, yakni :
a.       Meningkatkan wawasan kepariwisataan pada para pelaku kepariwisataan dan budayawan, artinya melakukan sosialisasi  tehadap arti pentingnya bidang pariwisata dalam pembangunan daerah dan membantu untuk mensejahterakan masyarkat khususnya masyarkat yang bertempat tinggal di sekitar objek wisata.  
b.      Peningkatan keterampilan teknis dari para pengusaha jasa pariwisata, perajin cindera mata dan penjual makanan khas serta budayawan melalui pelatihan, penerapan teknologi dan studi banding untuk meningkatkan produktivitas mutu, desain, dan penganekaragaman produk serta menciptakan seni budaya daerah yang berkualitas, inovatif, maju dan mandiri, artinya melakukan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat  
c.       Peningkatan sistem pelayanan dan manajemen dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan jaringan kemitraan.
d.      Menjaga pemeliharaan dan kelestarian objek wisata, mengembangkan objek dan daya tarik wisata serta  menggali objek wisata baru.
e.       Menyusun strategi promosi pariwisata yang efektif, efisien, inovatif dan tepat sasaran mampu mengantisipasi permintaan, mengenal keinginan konsumen dan motivasi pasar.
f.       Melakukan sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran dan event kepariwisataan, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta mengedepankan keunggulan budaya daerah, yang mampu menarik minat calon wisatawan.
g.      Memanfaatkan  kekayaan objek dan daya tarik wisata, letak yang strategis, tersedianya sarana dan prasarana dan kesiapan masyarakat menagkap peluang menguatnya kembali minat berwisata.
h.      Mewujudkan iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Ciamis dengan menyediakan regulasi kepariwisataan yang berkaitan dengan tata ruang pariwisata seperti master plan, site plan, pedoman dan standarisasi serta aturan tentang arah pengembangan pariwisata di Kabupaten Ciamis bagi inverstor dan insane pariwisata.
i.        Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku kepariwisataan yang handal, terampil dan professional melalui pembinaan, pelatihan, seminar.
j.        Peningkatan sumber daya manusia baik internal maupun ekstrnal, melalui pelatihan-pelatihan sumber daya aparatur menyangkut kepariwisataan.
k.      Mendukung dan mengembangkan sekolah atau lembaga pendidikan pariwisata.
l.        Pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan memanfaat kerjasama dengan daerah atau negara lain dalam membangun jaringan pariwisata.
m.    Mengembangkan dan meningkatkan penyediaan usaha jasa pariwisata untuk memperluas dan membuka kesempatan kerja dan berusaha.
n.      Optimalisasi peran serta dan kesadaran masyarakat dalam menyambut kedatangan wisatawan.
o.      Merespon menguatnya minat pariwisata dengan mengembangkan potensi objek dan daya tarik wisata, untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan ke Kabupaten Ciamis.
p.      Memperkuat sistem kerjasama antara pemerintah, swasta , insan pariwisata , perguruan tinggi, yang saling menguntungkan dan saling meengkapi.
q.      Pembentukan kelompok sadar wisata disekitar objek dan daya tarik wisata.
r.        Memperkuat koordinasi dengan kabupaten/kota dalam pengembangan potensi pariwisata.



BAB IV
PENUTUP
                                                               
4.1    Kesimpulan
4.1.1        Kabupaten Ciamis
1.      Pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis memiliki program dan kegiatan pokok dalam jangka waktu 5 tahun kedepan seperti adanya program pengembangan destinasi pariwisata, program pengembangan pemasaran pariwisata.
2.      Peran fungsi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap pengembangan pariwisata di Kab.Ciamis dinilai masih kurang sesuai dengan tugas dan fungsinya hal ini dibuktikan dengan masih kurangnya pelaksanaan implementasi kebijakan yang diterapkan dalam rumusan program dan kegiatan pokok dalam jangka waktu lima tahun kedepan, masih keterbatasan sumber daya manusia di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis dalam upaya mengembangkan pelaksanaan penerapan strategi promosi wisata dan model pengembangan kawasan pariwisata di Kab.Ciamis, Banyaknya objek wisata yang belum berkembang, Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata serta masih lemahnya tingkat kedisiplinan aparat, Masih banyaknya lahan potensif yang belum termanfaatkan, Belum adanya investor yang berkeinginan menginvestasikan modalnya di sektor pariwisata, Masih kurangnya kesadaran para pengusaha jasa pariwisata dalam memperlakukan alam dan wisatawan, kurang terawatnya objek wisata, serta belum dinilai optimalnya upaya promosi oleh pemerintah.
3.      Konsep kedepan dalam upaya promosi dan pengembangan pariwisata yang dilakukan Pemerintah Kab.Ciamis melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti melakukan peningkatan wawasan kepariwisataan pada para pelaku kepariwisataan dan kebudayaan, peningkatan keterampilan teknis dari para pengusaha jasa pariwisata, perajin cindera mata dan penjual makanan khas serta budayawan, Peningkatan sistem pelayanan dan manajemen dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan jaringan kemitraan, Peningkatan sistem pelayanan dan manajemen, Melakukan sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran dan event kepariwisataan, Menyusun strategi promosi pariwisata yang efektif, efisien, inovatif, Melakukan sosialisasi penyebaran informasi tentang Kabupaten Ciamis melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik maupun media lain seperti pameran dan event kepariwisataan, Memanfaatkan  kekayaan objek dan daya tarik wisata, Mewujudkan iklim investasi yang kondusif, Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku kepariwisataan, Mendukung dan mengembangkan sekolah atau lembaga pendidikan pariwisata, memanfaat kerjasama dengan daerah atau negara lain dalam membangun jaringan pariwisata., Mengembangkan dan meningkatkan penyediaan usaha jasa pariwisata, Optimalisasi peran serta dan kesadaran masyarakat, mengembangkan potensi objek dan daya tarik wisata, Memperkuat sistem kerjasama antara pemerintah, swasta , insan pariwisata , perguruan tinggi, Pembentukan kelompok sadar wisata,

4.1.2        Kabupaten Sleman
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Sleman dipandang lebih optimal dalam menjalankan startegi promosi pariwisata yaitu dengan menggunakan teori marketing mix, dalam pengembangan kawasan pariwisata dan strategi promosi pemerintah Kab.Sleman melalui Dinas Pariwisata menggunakan media promosi wisata melalui Website , peliputan media massa, Materi cetak , Pameran,famtrip, mengadakan event-event ,Peran serta masyarakat Kab.Sleman dalam upaya pengembangan kawasan pariwisata dipandang lebih bersikap antusias dan turut berpartisipasi, hal ini dapat dibuktikan dengan salah satunya yaitu mulai berkembangnya berbagai desa-desa wisata di Kab.Sleman.
a.                  Saran
Adapun saran-saran yang dapat kelompok kami rekomendasikan khususnya untuk kemajuan kepariwisataan Kab. Ciamis, antara lain:
1.      Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Ciamis sebaiknya lebih meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak / Dinas-dinas yang dapat menunjang kemajuan kawasan pwriwisata yang menyangkut terhadap kemudahan akses, kenyamanan serta keamanan bagi pengunjung agar lebih bisa menarik para wisatawan.
2.      Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Ciamis sebaiknya mengadakan pengarahan kepada masyarakat sekitar Kab. Ciamis agar lebih menyadari akan potensi wilayahnya dan dapat mengelola segala sumber daya yang ada guna kesejahteraan perekonomian masyarakat itu sendiri.
3.      Masyarakat Kab. Ciamis sebaiknya memiliki inisiatif sendiri jangan hanya menunggu arahan dari pemerintah untuk mengembangkatn kepariwisataan di daerahnya masing-masing yang sekiranya hal tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat itu ‘[;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;sendiri.
4.      Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Beserta seluruh masyarakat Kab. Ciamis sebaiknya lebih kreatif dan inofatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada ataupun membuat kawasan pariwisata baru (destinasi wisata buatan) sesuai dengan pangsa pasar yang sedang berkembang dan diminati masyarakat.
5.      Diharapkan untuk kedepannya Pemerintah Kab. Ciamis melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat menciptakan / membentuk objek-objek pariwisata yang tidak hanya mengandalkan potensi-potensi alam yang ada seperti pembentukan dan pemberdayaan masyarakat menjadi wisata minat khusus sebagaimana yang telah diuraikan diatas.



DAFTAR PUSTAKA

Pitana, I Gde & Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Sunaryo, Bambang. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta : Gava Media
Rencana Strategi ( RENSTRA ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

materi manajemen perkantoran tentang lingkungan fisik kantor

makalah "hubungan interpersonal" mata kuliah psikologi sosial

makalah "pemberhentian pegawai" mata kuliah MSDM